ITS News

Sabtu, 21 Desember 2024
15 Maret 2005, 12:03

ITS Undang Pakar Kecerdasan Daya Saing dari Perancis

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

ITS mengundang pakar Perancis di bidang kecerdasan daya saing yang menggunakan teknologi informasi untuk menentukan daya saing apa yang perlu dikedepankan oleh sebuah perusahaan. Prof. Henri Jean-Marie Dou, guru besar University of Aix-Marseilles, Senin (28/6) siang membagi ilmunya itu dalam workshop sehari bertema "On Technology Watch and Competitive Intelligence" yang diselenggarakan oleh Jurusan Teknik Industri.

Berbicara tentang prasyarat yang harus dimiliki oleh suatu bangsa untuk memenangkan kompetisi, Prof Dou mengatakan, dimulai dari kemauan dalam melihat apa yang dimiliki diri sendiri, kemudian apa yang dimiliki oleh pesaing, lalu melakukan kerja sama saling menguntungkan atau networking. "Kenyataannya banyak negara termasuk Indonesia yang saya ketahui sulit untuk melihat tentang kemampuan diri sendiri. Kalau sudah seperti itu, maka akan sulit untuk menang di dalam persaingan," katanya.

Dou sendiri merasa kecewa dengan keadaan Indonesia. Tentu saja bukan kecewa karena diperlakukan tidak baik, melainkan kecewa karena begitu banyak sumber daya yang dimiliki Indonesia tetapi selalu kalah didalam berkompetisi. "Tengok saja soal usaha kecil menangah. Indonesia cukup banyak punya potensi baik pasar maupun produk, tetapi kenapa harus kalah dengan Cina," katanya.

Prof Dou menyampaikan sebuah studi kasus tentang peningkatan produk kelapa sebagai Negara terbesar memproduksi kelapa, kurang lebih 26% dari produk dunia, ternyata Indonesia hanya memiliki tiga paten yang berkait dengan kelapa. "Ini sangat jauh dengan Negara Amerika Serikat, yang sedikit memproduksi kelapa tetapi memiliki paling banyak paten soal itu, kurang lebih ada 50 paten," katanya.

Menurutnya, untuk bisa memenangkan persaingan saat ini maka masyarakat harus mau menerima dan mengerti tentang bagaimana melacak sebuah informasi. "Manfaatkan dan jadikanlah upaya penelusuran informasi bagian dari upaya untuk mengambil kebijakan dan keputusan didalam melakukan persaingan. Kita seringkali melihat informasi hanya sebatas informasi, tidak digunakan untuk pengetahuan didalam mengambil sebuah keptusan dalam manajemen, seperti membuat strategi aliansi," kata Dou yang juga tercatat sebagai peneliti pada Pusat Penelitian Nasional Perancis ini.

KECIL TAK KALAH
Dalam sambutan pembukaan workshop tersebut, Rektor ITS Prof Dr Ir Mohammad Nuh DEA mengatakan, kini di masyarakat berkembang dua paradigma tentang kompetisi. Pertama yang mengatakan besar selalu mengalahkan yang kecil, dan itu wajar adanya, dan kedua kecil mengalahkan yang besar, itu tidak wajar tetapi ada faktanya. Paradigma yang kedua ini terjadi manakala yang kecil itu menggunakan kecerdasannya, sedang yang besar tidak begitu cerdas. "Era ini harus kita hadapi, dan ITS harus memilih kedua paradigma itu dalam satu kesatuan, yakni menjadi lembaga yang besar dan cerdas, sehingga selalu menang didalam kompetisi," kata rektor.

Sementara pada bagian lain, ketua Jurusan Teknik Industri Dr.Ir.Udi Subekti Ciptomulyono,M.Eng.Sc, mengatakan, banyak informasi yang ada di masyarakat kita belum digunakan untuk kepentingan pengambilan keputusan dalam memenangkan persaingan. "Inilah yang harus dipikirkan ke depan agar berbagai informasi itu dapat dikelompokkan sesuai dengan kepentingan dan nilainya, sehinga berguna manakala kita akan mengambil sebuah keputusan bisnis atau pun manajemen," katanya. Udi juga menjelaskan ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk memenangkan kecerdasan daya saing, diantaranya melakukan alainsi, networking dan kolaborasi dengan perusahaan yang mendukung daya saing tersebut.
(Humas–ITS, 28 Juni 2004)

Berita Terkait