"Kemampuan mahasiswa Geodesi tentang manajerial masih lemah, sehingga mereka hanya bisa sebagai subordinat saja,"terang Ir.Alisyahbana, sekretaris kota Surabaya, dalam kuliah tamu Munas (Musyawarah Nasional ) III Mahasiswa Geodesi, Jum’at (28/2).
Menurutnya, di era otonomi daerah justru peran serta dari mahasiswa geodesi cukup besar. Asalkan mereka (mahasiswa geodesi,red) bekerja secara profesional, memiliki daya analisa yang kuat, dapat menerapkan sistem informasi geografi (GIS) yang bermanfaat bagi daerah, dan mampu menunjukkan GIS tersebut untuk menonjolkan potensi setiap daerah."Kalau langkah tersebut diterapkan maka profesi mahasiswa geodesi akan dapat berkompetisi nantinya,"ujar mantan Kadis Pariwisata Surabaya ini.
Berangkat dar hal itu, lanjutnya, mahasiswa geodesi harus memahami kebutuhan pasar. Tidak hanya mengedepankan aspek teknis semata. Ini akan mengakibatkan profesi seorang lulusan geodesi akan semakin terpojok untuk kedepannya. "Kalau masih sekedar masalah ketelitian saja, tidak akan membuat orang tertarik membeli sebuah peta. Tapi lain halnya jika kita bisa memenuhi kebutuhan mereka. Misalnya jika orang Surabaya barat kita buatkan peta tentang wilayah timur tentunya mereka akan tertarik,"ungkap pria yang pernah menjadi Kepala Bappeko Batu ini.
Permasalahan ini juga terkait dengan proses pendidikan yang terjadi perguruan tinggi (PT). Menurut, Ir.Daniel M.Rosyid, Pembantu Rekor IV, kelemahan daripada PT Indonesia masih terkotak-kotak atau kerjasama lintas jurusan masih lemah, pendidikan menjadi arus utama sedangkan riset masih nomor dua, dan kebijakan pemerintah terhadap pendidikan masih kurang."Inilah beberapa kelemahan sebuah PT di Indonesia termasuk juga ITS," kata Daniel yang juga menjadi pembicara dalam kuliah tamu ini.
Untuk itulah, lanjutnya, tantangan perombakan terutama pada kesedian dosen untuk mengadopsi sistem pelajaran baru yang mengembangkan kopetensi mahasiswanya serta administrator pendidikan untuk mendudkung penuh dosen dan mahasiswa mencapai kurikulum yang direncanakan. "Kesemuanya itu akan meningkatkan daya saing lulusan," tuturnya.
Selain diikuti mahasiswa ITS, kuliah tamu ini juga diikuti peserta munas yang berasal dari ITB, ITN Malang, ITENAS Bandung, Universitas Widya Mandala , UGM, dan Unpak. Munas ini berlangsung sejak Kamis kemarin(27/2) dan berakhir hingga lusa depan.(rom/har)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memperkuat nilai-nilai toleransi dan harmoni di tengah keberagaman
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) resmikan Computer
Kampus ITS, ITS News — Beberapa tradisi budaya masyarakat Indonesia bisa terancam punah akibat adanya beban pembiayaan kegiatan yang lebih
Kampus ITS, ITS News — Tak henti-hentinya, tim riset Nogogeni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mencetak prestasi dalam ajang