ITS News

Sabtu, 28 September 2024
15 Maret 2005, 12:03

Kepalsuan saat tes wawancara berarti gagal

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

BEM FTI selaku penyelenggara seminar HRD bertema "Discover Your Personality and Career Power" boleh berbangga pada hari itu, Sabtu (17/4). Kebanggaan itu tak lain karena kesuksesan mereka menggelar seminar tersebut, misalnya dalam target peserta mereka telah berhasil memenuhi kemudian dari segi pembicara yang diundang bisa dibilang benar-benar pas buat tema yang diambil sehingga peserta antusias mengikuti acara tersebut dari pukul 09.00 wib sampai pukul 17.00 WIB.

Dua pembicara yang dipercaya membawakan tema seminar itu adalah bapak Bramantyo Suhartono (HRD manager Sclumberger oil field company) dan ibu Indayati Oetomo (direktur John Robert Power).

Pada kesempatannya membawakan presentasi tentang karir pekerjaan dan proses perekrutan, Bramantyo menunjukkan bahwa dia benar-benar tepat untuk mengisi tema tersebut. Terbukti dengan antusias peserta mengikuti presentasinya sampai selesai. Pria yang sudah mengantongi ribuan jam terbang presentasi itu mengemas presentasinya dengan apik dan diselingi beberapa selingan film dan games yang bersifat interaktif sehingga peserta tidak jenuh.

Diawal presentasinya bramantyo menunjukkan kualifikasi yang dibutuhkan perusahaan terhadap pekerjanya adalah 30% hardskill dan 70% softskill. Yang dimaksud hard skill disini adalah kemampuan akademik yang kita dapat dari Sekolah Dasar sampai lulus Perguruan Tinggi. Sedangkan soft skill seperti kemampuan komunikasi, jiwa kepemimpinan, kerja tim dan juga kemampuan adaptasi. Penjelasan bramantyo itu juga dibarengi perbandingan yang dia lihat antara lulusan dalam negeri dengan lulusan luar negeri.

"lulusan kita memang memiliki ilmu yang cukup tapi soft skill kita seperti komunikasi penyampaian pesan benar-benar kalah dibanding lulusan luar negeri," seloroh lulusan FMIPA UI ini.

Bramantyo juga mengatakan bahwa proses prekrutan itu seperti proses jual beli dimana pelamar sebagai penjual yang menawarkan dirinya dan perusahaan sebagai pembeli yang ingin barang yang dibelinya benar-benar cocok untuknya. Menurutnya pada proses perekrutan terjadi suatu pencocokan antara profil diri dan perusahaan.

"jadi sebelumnya kita harus mengenal siapa diri kita, dan jangan melakukan kepalsuan saat proses perekrutan . Fake means failed," tegas pria yang telah bekerja selama 8,5 tahun di sclumberger. Lanjut bram, Kepalsuan pada saat interview sering terjadi pada pelamar pekerjaan baik yang baru lulus maupun yang tidak.

Menurutnya,kebanyakan dari mereka belum mengenali karakter dan siapa diri mereka sehingga pada saat wawancara dia ingin menunjukkan bahwa mereka pantas direkrut dengan melakukan suatu kepalsuan.

Selain itu bramantyo juga memberikan tips dan trik kepada peserta seminar untuk menghadapi wawancara antara lain yaitu lebih mengenal diri sendiri dan jangan sekali-kali melakukukan kepalsuan. Selain tips tersebut ia juga membeberkan cara untuk mengendalikan nervous atau grogi saat wawancara.

Presentasi bramanto didukung oleh presentasi sebelumnya yang dibawakan ibu Indayati Oetomo. Pada kesempatannya mengisi seminar sebelum bramantyo direktur John Robert Power ini juga memberikan tips saat interview, yaitu bersikap jujur dan cerdas.

Ibu Indayati membawakan presentasinya yang berjudul "Skill and Confidence to Achieve Your Goal" membahas habis permasalahan seperti bagaimana mengenal diri sendiri, menumbuhkan kepercayaan diri dan juga startegi untuk menjual diri saat tes perekrutan. Beliau juga mengatakan bahwa pada zaman sekarang orang tidak lagi menggembar-gemborkan inner beuty lagi. "sekarang orang -orang tidak lagi menggembargemborkan inner beauty lagi karena mereka sadar bahwa dengan itu tidak akan cukup. Kita butuh suatu kemampuan dan kepercayaan diri untuk bisa sukses," ujar Indayati.

Pada kesempatannya itu ibu Indayati juga berkata "marketing Your self, jual diri anda. Tapi sebelum itu anda harus punya startegi untuk sukses melakukannya". Dan Salah satu Strategi yang dicontohkan pada seminar tersebut adalah cara berbusana saat tes.

Menurutnya berbusana dapat menunjukkan kepribadian kita. "orang yang berbusana modis akan dinilai orang lain memiliki kepribadian yang dinamis sehingga mudah untuk diatur dan diarahkan," tukas wanita berkacamata itu.

Pada presentasinya itu Indayati juga membuat ger penonton dengan contoh-contoh lucu mengenai suatu permasalahan pada kehidupan nyata. Hal tersebut membuat penonton tidak jenuh dengan presentasi yang ia bawakan. Bahkan saat sesi tanya jawab sangat terlihat antusias dari peserta. (asa/rom)

Berita Terkait