ITS News

Sabtu, 21 Desember 2024
15 Maret 2005, 12:03

Kuliah Tamu Pakar Sejarah Ekonomi Universitas Melbourne.

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Ada ide menarik dilontarkan pakar sejarah ekonomi dari Universitas Melbourne, Prof Dr Howard Dick tentang Pilkada di Surabaya. Idenya itu dilontarkan dalam kuliah tamu di Jurusan Arsitektur ITS, Selasa (8/2) siang tentang "Masa Depan Surabaya Raya".

Menurut penulis buku Surabaya, City of Work yang diterbitkan tahun 2003 itu, siapa pun walikota yang akan terpilih dalam Pilkada nanti, bukan ukuran Surabaya bakal maju atau tidak, karena yang penting sebenarnya bukan sosok walikotanya, melainkan sistem pemerintahan yang akan diterapkan. "Sebagai orang yang berlatar belakang sejarah ekonomi, saya melihat Surabaya akan berkembang dan maju jika dipegang oleh seorang CEO. Kalau sistem yang digunakan masih seperti sekarang, dimana DPRD hanya mengawasi kerja walikota, maka tidak akan bisa lebih maju, karena model pengawasan seperti itu adalah menganut sistem kolonial," katanya.

Siapa yang harus menjadi CEO? Bisa seorang Sekkota yang memang difungsikan dan diberi wewenang sebagai CEO, yang bertugas menyusun rencana dan anggaran untuk kota. "Jika ini bisa dijalankan saya percaya hasilnya akan lebih baik dari pemerintahan yang sekarang," katanya.

Apa yang dikemukakan Howard Dick memang bukan asal bicara. Itu harus dilakukan Surabaya untuk mengantisipasi kota ini sebagai sebuah kota raya. "Pada kondisi saat ini 50 persen industri dan 50 persen penduduk Surabaya sudah berada di luar batas kota Surabaya. Melalui pendekatan CEO, maka kota Surabaya bisa terus berkembang dan menjadi kota raya, bersama-sama daerah sekitarnya," katanya.

Diungkapkannya, pola yang dijalankan Pemkot Surabaya saat ini terbilang lamban. Dalam waktu 10 tahun kemarin, hampir tidak ada pembangunan-pembangunan infrastruktur yang menonjol, padahal sebagai sebuah kota raya yang akan dilirik para investor dari luar negeri, infrastruktur menjadi paling dominan. "Memang ada rencana akan dibangun tol baru, tapi itu pun jika benar direalisasikan baru sepertiga dari kebutuhan infrastruktur Surabaya pada tahun 2010. Sementara tol tengah yang direncanakan sesungguhnya bukanlah jalan keluar terbaik untuk menciptakan Surabaya sebagai kota raya. Yang harus diutamakan adalah tol lingkar luar," katanya.

Bagaimana menuju Surabaya sebagai kota raya? Howard yang mengaku sudah lama mengamati dan tinggal di Surabaya mengatakan, hanya orang yang sangat kaya saja yang akan mampu membangun Surabaya sebagai kota raya. "Karena itu saya menyarankan pemerintah harus melakukan intensifikasi sektor pajak, yang hasilnya digunakan untuk pembangunan kota," katanya. (Humas/bch)

Berita Terkait