Rangkaian rencana yang sudah disusun sebulan lalu mendadak mengalami perubahan dimana – mana. Harapan melihat suksesnya kegiatan ’sakral’ itu semakin kendur tatkala menghadapi kenyataan yang ada. Kerja keras menyiapkan segala hal untuk acara itu sudah dilakukan. Tapi takdir berkata lain, masalah pun muncul satu persatu.

H-7, lokasi yang lama diincar panitia sebagai tempat Diklat tiba-tiba lepas, sudah disewa orang lain. Mendengar kabar itu, langsung beberapa panitia ambil tindakan dengan survei ke beberapa tempat yang lain. "Kami mencoba cari alternatif lokasi yang dirasakan cocok dan harganya terjangkau," jelas Tarni, mahasiswi Statistik 2002. Bukan hal mudah melakukan itu sampai-sampai memakan waktu 4 hari. Dibantu senior, akhirnya mereka berhasil menemukan satu tempat yang pas sekali untuk ajang Diklatsar kali ini. Yaitu di Wisma Telkom, Prigen.

Terlepas dari masalah tempat, persiapan lainnya seperti transportasi,konsumsi serta kesiapan dalam penyusunan jadwal acara menjadi kendala juga. "Saat ini beberapa panitia sibuk dengan urusan di kampus masing – masing. Jadi kurang fokus untuk urusan Diklatsar XII," aku Nugroho, ketua pelaksana Diklatsar XII. Nugie, panggilan akrab Nugroho, mengaku capek memikirkan itu semua. Dirinya sudah kerja maksimal selama ini, tapi bagaimanapun juga kegiatan ini tidak dapat diundur lagi.

Sementara itu,sie dana masih terus melanjutkan tugasnya. Hingga detik ini dana yang terkumpul masih 2,6 juta rupiah. Padahal total anggaran yang dibutuhkan mencapai 4 juta rupiah. Untuk menyeimbangkan anggaran yang minus itu, panitia harus meminimalkan pengeluaran yang ada "Kalau perlu panitianya ikut bayar juga," tegas Nugie.

Lancarnya acara bukan hanya tergantung perannya panitia saja, peserta juga ikut andil dalam hal ini. Kesiapan dari peserta sendiri dalam menerima materi sangat diharapkan karena tolak ukur keberhasilan kegiatan tersebut salah satunya menghasilkan SDA yang berkualitas.(d1ti/har)