ITS News

Selasa, 19 November 2024
15 Maret 2005, 12:03

Lima Kandidat Rektor ITS, Siapa Saja Mereka dan Apa Keistimewaannya? (2)

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Prof Ir I Nyoman Sutantra MSc PhD, adalah satu dari sekian putra Bali yang terbilang sukses berkiprah di bidang pendidikan. Lulus dari ITS tahun 1977, Nyoman memutuskan menimba ilmu di University of Wisconsin USA, hingga mendapat titel MSc tahun 1980. Tidak cukup sampai di situ semangat Tantra menggapai ilmu. Di kampus yang sama, Nyoman berhasil meraih gelar PhD-nya tahun 1984.

Nyoman tidak dengan mudah meniti karier akademisnya. Jabatan strukturalnya di ITS dimulai sejak 1989 sebagai Kepala Laboratorium Otomotif Teknik Mesin. Di tahun yang sama, pria 51 tahun ini juga menjabat Kabid Industri Puslit ITS. Kariernya di ITS meningkat pesat sejak tahun 90-an. Buktinya, dari kabid Puslit, jabatannya langsung meningkat menjadi Kapuslit ITS pada 1995.

Sebelumnya, ayah dua putri dan satu putra ini juga menjadi salah seorang redaksi IPTEK ITS tahun 1992 hingga 1998. Lalu, pada 1996 hingga 1998, suami dari Made Suarini ini juga menjabat sebagai staf ahli LEMLIT ITS. Tahun 1999 dan tahun 2000, kesibukannya bertambah seiring dipercayanya Nyoman sebagai Academic Coordinator DUE Like dan Academic Coordinator TPSDP ITS. Jabatan terakhirnya di tahun 2002, adalah Asisten Direktur I Program Pasca Sarjana.

Paparan di atas baru sekelumit dari aktivitas sang guru besar ini. Reputasi Nyoman bukan hanya diakui di dalam negeri saja, melainkan juga di mancanegara. Beberapa kali Nyoman dipercaya tampil sebagai pembicara dalam berbagai seminar dan simposium internasional. Tak kurang dari 30 karya penelitian dan publikasi ilmiah telah dilakukannya.

Di sela kesibukannya sebagai seorang pejabat ITS, Nyoman ternyata masih sempat menggeluti bidang sosial keagamaan. Pemeluk agama Hindu ini, termasuk salah seorang pengurus Parisade Surabaya, sebuah perkumpulan kerohanian Hindu. Saat Indonesia digemparkan dengan kasus pertikaian SARA tiga tahun lalu, Nyoman juga termasuk orang yang aktif menggalang perdamaian dengan ikut terlibat dalam kepengurusan Ikatan Kerukunan Antar Umat Beragama (IKAUB).

Selain itu, sebagai seorang pakar teknik mesin, Nyoman juga dipercaya menjadi pengurus IAOI (Ikatan Ahli Otomotif Indonesia). Meski selalu aktif dalam kegiatan, Nyoman tidak pernah melupakan tugasnya sebagai seorang ayah dan seorang suami. "Saya selalu mengutamakan pendidikan moral dan spiritual kepada anak-anak," paparnya. Tanpa bermaksud mengekang, perilaku ke tiga anaknya benar-benar dikontrol oleh Nyoman. "Anda tahu sendiri, bagaimana pergaulan remaja di Surabaya sekarang ini," tegasnya.

Meski terbilang berkecukupan, Nyoman tidak pernah menyewa pembantu untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangganya. "Istri dan anak-anak saya tidak terbiasa dengan pembantu, mereka sering mengerjakan sendiri tugas-tugas rumah," ujar pria yang mengaku enggan berpolitik ini.

Ditanya tentang kesiapannya memaparkan misi dan visi nya sebagai calon rektor ITS dalam debat 4 Nopember nanti, dia menyatakan selalu siap, "Saya termasuk salah seorang tim penyusun misi dan visi ITS," ujarnya.

Tantra merasa keberatan jika ada pihak-pihak yang melakukan kampanye layaknya seorang politisi. "Kita ini scientist, bukan politisi," tegasnya. Jika ada balon rektor ITS yang mengobral janji-janji muluk kepada para karyawan, Tantra menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak pantas. "Kita tidak usah memberi janji. Sebab, melayani dan meningkatkan performa ITS secara keseluruhan adalah kewajiban siapapun yang terpilih sebagai rektor," ujarnya.

Mengenai maraknya demo mahasiswa yang menolak mekanisme pemilihan rektor, dianggap sebagai suatu hal yang wajar. Menurut Nyoman, adanya demo menjadi bukti kurangnya dialog antara mahasiswa dan para petinggi ITS. "Bagaimanapun, mahasiswa adalah customer sekaligus juga stake holder yang harus kita libatkan dalam setiap kegiatan," ujarnya.

Untuk itu, lanjut Nyoman, perlu dikembangkan kepercayaan bahwa kampus adalah sebuah tempat menimba ilmu yang disertai academic ethic dan moral. "Jadi harus ditanamkan learn to life together di kampus ITS," tandasnya. (firzan syahroni/bersambung)

Berita Terkait