"Wajar, kalau kiranya di ITS sekarang ini jumlah mahasiswi lebih kecil dari mahasiswanya," kata Dra. Lubna Algadrie, MA, kepala UPT bahasa, tanggapannya mengenai jumlah mahasiswi yang hanya ada sekitar 25 persen dari keseluruhan civitas akademika.
Menurutnya, ini terkait dengan sebagai bentuk pilihan oleh mahasiswi ITS dalam meniti karier nantinya. Dan juga berhubungan dengan pembagian waktunya sebagai pengurus keluarga. Sehingga mereka cenderung memilih jurusan atau bidang studi tertentu.
"Misalnya saja, wanita menjadi pengacara. Mereka akan dapat mengatur waktunya untuk keluarga dan juga kariernya. Karena sebagai pengacara jam kerjanya 'kan tak terikat. Sehingga wanita seperti ini, memiliki kebebasan dalam menentukan kariernya dan posisinya sebagai ibu rumah tangga,"terang dosen yang mengajar mata kuliah bahasa inggris dan IBD ini.
Kelebihan ini, tentunya tidak akan didapatkan jika mahasiswi tersebut memilih jurusan teknik. Mahasiswa teknik biasanya akan menekuni bidangnya pada industri. Padahal di industri itu jam kerjanya panjang dan terikat. " Sehingga dikuatirkan kepentingan keluarganya akan dapat terabaikan,"jelasnya saat dihubungi dikantornya.
Lantas, itu bukan berarti kalau perempuan tak mampu untuk menekuni bidang teknik. Soalnya, mahasiswa teknik itu kalau dalam dunia kerja, tak menggunakan kekuatan fisik. Namun, yang diperlukan pikirannya. "Jadi, kenapa nggak bisa perempuan menjadi sebagai seseorang insyinyur. Tapi, itu kembali lagi kepada bagaimana mahasiswi itu sudah memperkirakan resiko sebelum menentukan pilihannya ," tambahnya saat ditanya bagaimana tentang mahasiswi yang mengambil bidang teknik.
Kalau begitu, bagaimana wanita masa depan itu ? Wanita yang mandiri, tak tergantung pada orang lain. Mereka akan melakukan yang dia bisa, tanpa meninggalkan kodratnya sebagai wanita. "Kelemahan sebagai wanita, hendaknya tak menjadi halangan bagi wanita untuk menjadi pribadi yang mandiri," tandasnya.
Untuk itu, beliau berpesan agar mahasiswi yang saat ini belajar di ITS untuk belajar menjadi wanita yang mandiri, tidak manja, dan tidak bergantung kepada orang lain. "Jika ini dimiliki oleh wanita maka mereka tidak akan kalah dengan laki-laki," tegasnya.(bersambung/rom/sa)
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)