Terpilih menjadi Cak Surabaya 2001 tidak pernah terlintas dalam benak Dimas sebelumnya. Mahasiswa semester 6 Teknik Elektro FTI ITS, yang memiliki nama lengkap Dimas Fahmi Rizaldi, bahkan tidak berniat mengikuti Pemilihan Cak dan Ning Surabaya 2001. Tetapi keluarganya, terutama kakaknya, terus mendorongnya untuk mencoba, hingga akhirnya ia pun setuju. "Tidak ada salahnya mencoba, bisa sekaligus menambah wawasan," jelasnya.
Selama proses seleksi, bungsu dari 3 bersaudara yang memiliki hobi basket ini mengaku tidak mempersiapkan diri secara khusus. Informasi tentang tempat-tempat wisata di Surabaya serta sejarahnya, diperolehnya dari internet. Walaupun tidak menetapkan target yang harus dicapai, Dimas selalu masuk 7 besar dalam setiap tahapan seleksi. Tes yang dirasanya paling sulit adalah tampil di atas panggung, karena itu merupakan hal baru baginya. Bagaimanapun, akhirnya ia berhasil terpilih menjadi Cak Surabaya 2001.
Salah satu hadiah yang diterima Cak Surabaya ini adalah melakukan kunjungan ke Singapura. Menurut Dimas, obyek wisata di Singapura sebenarnya tidak jauh beda dari Indonesia. Hanya saja, penduduk Singapura memiliki disiplin yang tinggi untuk menjaga kebersihan kotanya. Pengalamannya yang paling berkesan selama berada di Singapura adalah kunjungan ke tempat pendidikan kru Singapore Airlines, di mana tidak semua orang diijinkan masuk.
Dimas yang 25 Maret lalu merayakan ulang tahunnya yang ke-21, lahir dan besar di Jember. Ia memperoleh pendidikan dasar di SDN Jember Lor I dan SMPN 3 Jember. Tahun 1995, keluarganya pindah ke Surabaya dan Dimas melanjutkan sekolahnya di SMUN 5 Surabaya. Selepas SMU, Dimas yang aktif di OSIS semasa SMP dan SMU, kuliah di Teknik Elektro ITS, walaupun sebenarnya ayahnya yang seorang dokter ingin ia mengikuti jejaknya.
Dengan menjadi Cak Surabaya, kesibukan Dimas pun bertambah. Selain tugas protokoler, ia juga terlibat dalam kegiatan Paguyuban Cak dan Ning Surabaya. Di antaranya adalah mengikuti Jumat Bersih yang diadakan oleh Dinas Kebersihan setiap hari Jumat, menjadi fasilitator di Taman Prestasi setiap hari Minggu, mengumpulkan sembako melalui Posko Cak Ning Peduli Merdeka selama bulan Agustus dan mengadakan Festival Band dan Cheers tingkat SMU pada bulan September nanti. "Yang jelas saya harus bisa membagi waktu antara kuliah dan tugas sebagai Cak Surabaya kalau semester baru sudah mulai," tuturnya.
Bagi Dimas, menjadi Cak Surabaya merupakan pengalaman yang berharga. Tapi ia tetap ingin menyelesaikan kuliahnya dan mendapat pekerjaan sesuai dengan latar belakang pendidikannya.(kk)
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)