Metematika tidak hanya sebagai bidang ilmu yang berkaitan dengan sains. Melainkan lebih daripada itu, dapat berhubungan dengan budaya, masyarakat dan teknologi itu sendiri. Ini berdasarkan pengetahuan dari aturan matematika dalam sosial konteks, sebagai prakondisi dari kemampuan intelegensia.
Hal inilah yang diungkapkan oleh Prof.Dr. Ichary Soekirno, Guru Besar Universitas Parahyangan, Bandung, dalam seminar Nasional Matematika, sabtu kemarin(2/11). Dengan tema "Matematika Industri sebagai penggerak percepatan Industri di Era AFTA."
Dalam makalahnya, permasalahan mengenai budaya dan masyarakat sains hendaknya dapat terselesaikan dengan berpikir secara mendalam pada konsep ilmu matematika, Raison de’etre mathematiques, untuk negara yang berkembang seperti Indonesia. Hal ini penting jika tidak, akan ada jurang pemisah antara negara yang telah menerapkan berpikir secara rasional. Dan negara yang masih mengedepankan budaya tradisional.
Untuk itulah, matematika menjadi instrumen yang efektif dalam menggali kekuatan intelektual dan dapat menyelesaikan beberapa permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga dengan semangat matematika ini dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dasar khususnya matematika itu sendiri. Dan juga meningkatkan penghargaan dibidang matematika.
Disamping itu, dalam seminar yang menerima 54 makalah terbagi dalam 5 topik ini, juga tercetus sebuah ide untuk pembentukan suatu lembaga kajian matematika dengan dunia industri. "Ide untuk menunjukkan peranan dari matematika dengan dunia industri," terang Drs. Sulistyo, MT, ketua panitia seminar matematika nasional. (rom/bch)
Kampus ITS, ITS News — Pengembangan Sains Techno Park (STP) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang didukung oleh Asian
Kampus ITS, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menunjukkan dedikasinya di bidang kesehatan masyarakat. Hal ini
Kampus ITS, ITS News — Sebagai salah satu elemen penting dalam public relation, media sosial mengalami perkembangan yang semakin
Gresik, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), PT Cargill Indonesia, dan Yayasan Elang Katulistiwa Adipavitra (YEKA) gelar