Apa yang sempat terpikirkan jika ada pelatihan pengembangan kepribadian ? Mungkin di sana akan diajarkan bagaimana cara makan yang baik, bagaimana cara duduk yang sopan, atau bagaimana cara berjalan sesuai etika. Tetapi semua hal itu tidak diperoleh dalam pelatihan pengembangan kepribadian ala Dale Carniege, yang diselenggarakan Oleh SAC (Student Advisory Center). Pelatihan ini berlangsung selama delapan kali pertemuan setiap Jum'at dan Sabtu (19/4-11/5). Pesertanya pun tidak hanya dari kalangan ITS , dari lembaga dan universitas lain pun banyak yang ikut dalam pelatihan ini. "Memang pelatihan ini khusus di program untuk mahasiswa, jadi apa yang menjadi kebutuhan soft skill mahasiswa kita sediakan disini. Bukan cara berjalan, cara makan, atau semacamnya itu," tutur indra, tutor dalam pelatihan ini.

Dalam pelatihan, peserta diajak untuk selalu aktif untuk mengikuti pelatihan. Metode yang dipakai tidak hanya teori saja, tapi banyak presentasi, praktek langsung dan diskusi. Materi yang diberikan antara lain: meningkatkan percaya diri, berbicara efektif, membina hubungan yang baik, kepimimpinan, menjual ide, ketajaman daya ingat, mengelola stress, membangun rasa antusiasieme, dll. "Saya rasa kita memerlukan semua ini, bukan hanya kuliah saja, tapi semcam ini juga perlu diperhatikan," tutur Wardi, peserta pelatihan.

Pada pertemuan pertama dan kedua dijelaskan bagaimana cara cepat untuk mengingat. Masing-masing peserta harus dapat mengingat teman sekelas dalam pelatihan itu. Bagaimana caranya ? "Salah satu cara mudah untuk mengingat nama-nama benda atau objek adalah dengan mengasosiasikan nama atau objek tersebut dengan benda atau sesuatu yang mudah kita ingat," terang Triwulan. "Misalnya Wawan (sambil menunjuk peserta bernama wawan, red) diasosisikan seperti superboy, karena wajahnya yang mirip, sehingga suatu saat jika ketemu lagi akan mudah mengingat. O…wawan yang superboy itu," terangnya.

Nama merupakan hal yang penting bagi setiap orang. "Ketika anda menyebutkan nama dari seorang kenalan mungkin akan terdengar begitu indah bagi si empunya nama. Apalagi jika anda sudah lama sekali tidak bertemu dengannya dan anda masih ingat dengan namanya, maka kenalan anda merasa mendapat perhatian. Beda jika anda lupa dengan nama sahabat atau kenalan anda, dia akan merasa tidak dipentingkan lagi oleh anda," jelas Ibu Ismaini, yang juga tutor dalam pelatihan ini. "Dalam setiap berhubungan dengan orang jangan lupa dengan namanya," tegasnya.

Pelatihan ini diadakan karena melihat lulusan ITS kurang dalam masalah softskill. "Biasanya lulusan kita gagal saat di wawancara, karena banyak yang kurang di interpersonal skillnya," jelas Ririn, staf SAC. "Makanya pelatihan semacam ini akan kita gelar sesering mungkin," sambungnya. (bersambung/lut/sa)