ITS News

Selasa, 12 November 2024
15 Maret 2005, 12:03

No Pain No Gain

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

No pain no gain. Tidak pernah gagal mana bisa meraih sukses, peribahasa asing ini bermakna betul hikmahnya saat seminar dan bedah buku ‘Dare to Fail’ yang diadakan WE&T (Workshop of Entrepreneur & Technology) Jum’at (21/03) lalu.

"Yang namanya kegagalan adalah hal mutlak yang harus dihadapi dalam menjalankan usaha apa pun, " terang Zainal Abidin, Dirut PT CELL. Ditambahkan olehnya, kegagalan jangan dianggap sebagai sebuah momok yang menakutkan. Kita hendaknya mempersiapkan diri jangan sampai gagal. "Kalau pun gagal jangah pernah menyerah, " tegasnya.

Menurutnya, kegagalan merupakan sebuah langkah awal untuk maju. Walaupun begitu, keputusasaan sering kali datang saat kegagalan. "Sering kan, kalau gagal kita menyalahkan Tuhan, teman, dan lingkungan. Padahal, seharusnya kita melakukan introspeksi diri " papar alumni ITS ini pada peserta seminar. Dengan melakukan introspeksi diri dan peningkatan usaha maka kegagalan yang kedua dapat dihindari.

Hal senada diungkap Pembantu Rektor IV ITS, Ir. Daniel M. Rosyid, Phd dan Sulistyanto, Direktur LBB Phi Beta. Mereka sepakat, sebelum memuali sebuah usaha seharusnya parameter dan jangka waktu sudah ditentukan dengan baik. Sehingga sukses atau gagalnya sebuah usaha bisa ditentukan secara baik.

"Terus terang, di ITS budaya perencanaan masih sangat kurang," papar Daniel M Rosyid. Menurutnya, mahasiswa ITS sendiri banyak yang gagal memenuhi tuntutan kuliah saat ini. Jika dalam kurikulum dijadwalkan lulus dalam empat tahun, namun dalam kenyataannya banyak yang ‘molor’. "Kita nggak bisa menyalahkan mahasiswa, mungkin juga faktor lingkungan yang menyebabkan begitu," papar dosen yang saat ini tengah dirumorkan sebagai calon Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya.

Selain masalah kurangnya perencanaan, pembentukan persepsi sukses-gagal juga amat menentukan. Hendaknya, dalam berusaha gagal-sukses jangan ditentukan oleh persepsi masyarakat umum. Sebagai contoh, saat Bill Gates memutuskan untuk berhenti kuliah dianggap masyarakat sebagai sebuah kegagalan. "Namun sekarang? Pastilah semua orang setuju ia orang paling sukses, " jelas Sulistyanto.(ryo/har)

Berita Terkait

ITS Media Center > Berita Utama > No Pain No Gain