Lalu bagaimana pelaksanaannya yang benar? Pakar lingkungan ITS Prof Ir Wahyono Hadi MSc PhD memberi alternatif. "Tapi ide itu bagus dan pantas didukung," kata Pembantu Dekan Bidang Kerja Sama dan Konsultasi Fak. Sipil dan Perencanaan ITS ini.
Pendapat Anda tentang uji coba CFD?
Sebenarnya idenya patut didukung. Namun pelaksanaanya masih jauh dari sasaran yang diharapkan. Buktinya, pelaksanaannya selalu mendatangkan masalah baru bagi warga Kota Surabaya. Terutama kemacetan yang timbul dari limpahan arus kendaraan dari jalan-jalan yang ditutup.
Mengapa patut didukung kalau kemudian malah membuat susah warga kota?
Sebab saya yakin sebenarnya sasaran akhir dari CFD adalah untuk mengurangi kendaraan yang turun ke jalan-jalan di Surabaya ini. Dengan demikian maka akan berkuranglah pencemaran udara di kota yang sudah penuh dengan kendaraan ini. Perlu diketahui, saat ini pencemaran di Surabaya sudah dalam tahap yang mengkhawatirkan.
Maksud Anda?
Sangat memprihatinkan. Bahkan, menurut penelitian dari rekan-rekan Pasca Sarjana Teknik Lingkungan ITS, banyak kawasan pemukiman di sekitar jalan protokol yang tidak memenuhi syarat lagi menjadi kawasan hunian bagi manusia.
Mengapa?
Itu karena kadar timbal (Pb) yang terkandung di kawasan tersebut sangat jauh dari kondisi ideal. Sebagaimana diketahui timbal ini adalah salah satu gas buang yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor. Contoh kawasan itu adalah Jl A.Yani. Menurut hasil penelitian kadar Pb yang terdapat dalam udara di sana lebih dari 70 mikrogram per meterkubik. Padahal kadar yang masih dapat ditoleransi oleh manusia adalah 60 mikrogram per meterkubik.
Tapi beberapa polution index yang ada di Surabaya menunjukkan udara masih bagus?
Saya sendiri juga tidak tahu bagaimana indeks itu dapat mengeluarkan hasil seperti itu. Namun, yang jelas menurut penelitian, udara di Surabaya sudah tidak sehat. Padahal penelitian itu baru dilakukan antara bulan Mei-Juli lalu. Sekarang tergantung masyarakat apakah menurut mereka udara di jalanan kota ini masih dapat dibilang sehat?
Sikap bagaimana yang seharusnya dilakukan warga?
Mungkin digugah kepedulian mereka terhadap kondisi udara di sekitarnya. Nah, dengan CFD ini mungkin hal itu dapat ditimbulkan.
Apakah CFD yang dilakukan pemkot selama ini sudah benar?
Saya kira masih ada hal-hal yang perlu diperhatikan. Karena ini menyangkut pola kehidupan masyarakat. Namun menurut saya ada langkah-langkah yang bisa diambil untuk mengoptimalisasi CFD.
Apa saja itu?
Kalau menurut saya ada tiga langkah. Pertama, penyediaan kendaraan transportasi masal yang sesuai, baik jumlah maupun pelayanannya. Maksudnya, kendaraan tersebut tidak hanya menawarkan jasa pelayanan angkutan saja. Tapi juga dapat menjamin keamanan dan kenyamanan bagi penumpangnya. Konsepnya seperti kendaraan bus RMB yang beberapa waktu lalu diluncurkan. Nah, kalau semua angkutan umum bisa seperti itu saya yakin banyak masyarakat yang akan memilih naik bus daripada naik kendaraan pribadi.
Apalagi?
Kedua, pada saat pelaksanaan CFD karcis parkir dipermahal dan dilakukan sistim tol pada jalan yang biasanya mengalami pelimpahan arus. Artinya, saat CFD jalan tersebut hanya dapat dilalui kendaraan dalam jumlah yang terbatas. Sedangkan jalan CFD tetap saja ditutup. Tapi memang kebijakan ini kurang populer dan banyak sekali warga kota yang akan menentangnya. Namun, ini semata-mata untuk mendidik masyarakat.
Sedangkan yang ketiga adalah dimulainya kebijakan bensin tanpa timbal.
Apakah ini akan berhasil?
Ya, namun tetap diingat ini semua kembali ke sikap masyarakat. Dan, yang paling penting adalah sosialisai ke masyarakat. Sedangkan untuk ketiga langkah itu yang paling mutlak adalah langkah pertama. Sebab itu merupakan angkutan alternatif. Jangan hanya melarang kendaraan masuk tanpa memberikan alternatif maka hasilnya akan seperti yang lalu-lalu. Bukan menjadi hari bebas polusi tapi malah memindahkan polusi saja. (agt)
Data Pribadi
Nama : Prof Ir Wahyono Hadi Msc PhD
Istri : Ny Nana Kustini
Putra : Herry Utomo – Teknik Elektro ITS
: Yudi Prayitno – Teknik Elektro ITS
: Devira Putriani – SMUN 8 Surabaya.
Pendidikan
SDN Cikampek 1956 -1962
SMP Cikampek 1962 -1965
SMA 4 Bandung 1965 -1968
Fakultas Teknik Lingkungan jurusan Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB) 1968 – 1974
South Dakota State University – Amerika Serikat 1982
Katholik University Leuven – Belgia
Kampus ITS, ITS News — Rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan memicu masalah seperti eksploitasi berlebihan dan kurangnya perhatian
Surabaya, ITS News — Terus menunjukkan dukungannya terhadap perkembangan perusahaan rintisan berbasis teknologi (startup) sekaligus menjadi bagian dari persiapan
Kampus ITS, ITS News — Banyaknya bencana alam yang terjadi di sejumlah belahan dunia termasuk di Indonesia, akhir-akhir ini, perlu
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tidak hanya fokus pada teknologi, tetapi juga aktif mendukung