Oktober 2002 depan, dua pengajar di Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik dan Perencanaan (FTSP) ITS itu bakal dikukuhkan menjadi guru besar bersama-sama. Anehnya gelar profesor yang bakal disandang dianggap bukan sesuatu yang sangat istimewa.
Bagi Indra dan Noor Endah, gelar profesor didapat sebagai buah dari kesenangan melakukan penelitian, menulis karya ilmiah dan aktivitas mengajar.
"Guru besar itu diperoleh sambil lalu. Lain halnya ketika menginginkan gelar master dan doktor yang memerlukan kesungguhan dan ketekunan," ujar Indrasurya, Kamis (29/8).
Indra dan Noor Endah menyelesaikan studi S1-nya di ITS pada 1977. Sebenarnya Noor Endah dua tahun lebih awal masuk ITS, namun studi wanita kelahiran Sidoarjo 8 Juli 1951 ini molor akibat lulusnya bareng dengan mantan adik kelasnya. Keduanya lantas menyelesaikan master dan doktor di University of Wisconsin, Amerika Serikat.
Surat Keputusan (SK) guru besar Noor Endah sudah turun setahun lalu, tepatnya Juli 2001. Sedang SK guru besar Indrasurya baru turun Agustus 2002 ini.
Memang Indrasurya sudah mengajukan guru besar sejak 1994 namun sebelum berkas pengajuan dikirim ke Jakarta, ruang Administrasi Rektorat ITS (sekarang Plasa Dr Angka) kebakaran. Tak ayal tumpukan berkas pengajuan Indrasurya ikut ludes.
"Saya mengajukan lagi, setahun kemudian istri saya menyusul. Eh, ternyata turunnya SK guru besar lebih dulu istri saya. Mungkin karena kurang wiridan (doa) atau sudah tapi wiridan saya kurang panjang," terang alumni SMU St Louis I Surabaya ini.
Pasutri ini sekarang juga sama-sama menjabat di FTSP ITS. Indrasurya sebagai Ketua Jurusan Sipil sedang istrinya menjabat Kepala Program S1 Teknik Sipil. Meski statusnya suami istri, saat di kantor keduanya sepakat sebagai kolega.
"Engkel-engkelan soal pendapat sudah biasa di kantor, tapi di rumah kembali sebagai suami istri," terang Indrasurya.
Noor Endah membenarkan suaminya. Menurut wanita satu anak ini, antara pukul 07.30 – 17.00 wib, dia berlaku sebagai dirinya sendiri selaku ilmuwan. "Kalau nggak demikian, kapan saya bisa maju," tutur wanita lulusan SMUN I Sidoarjo ini. (pri)
Kampus ITS, Opini — Tamu baru telah hadir mengetuk setiap pintu rumah, ialah 2025. Seluruh dunia menyambutnya dengan penuh
Kampus ITS, Opini — Pemerintah berencana menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari sebelas persen menjadi 12 persen mulai
Kampus ITS, ITS News — Metode pengusiran hama konvensional menggunakan kaleng tidak lagi relevan dan optimal. Merespons permasalahan tersebut,
Kampus ITS, ITS News — Panel surya yang umumnya diletakkan di bagian atap bangunan menyebabkan posisinya sulit dijangkau untuk dibersihkan.