Seminar Kamis (24/10) itu dibuka dengan uraian pakar lingkungan dari ITB, Prof. Dr. Ir. Enri Damanhuri. Guru besar dari Bandung ini banyak menyikapi metode penanganan sampah di Indonesia yang tidak produktif. Menurutnya, fungsi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di negara ini hanya difungsikan sebagai landfilling saja. "Padahal kita bisa meraup untung banyak dari setumpuk sampah," urainya.
Berbeda sudut pandang dengan Enri, Dr. RTS. Adhikara melihat adanya peluang limbah untuk disulap menjadi pakan ternak. Namun limbah itu bukan sembarang sampah. Menurut Kepala Puslit Bioenergi Lemlit Unair ini, hanya limbah dari rumah potong hewan –hasil pengolahannya disebut biofermentor- yang bisa dijadikan pakan ternak dan pupuk alami. "Biofermentor ini mampu memfermentasi sampah, sehingga sampah padat bisa menjadi gembur," terangnya.
Satu yang menarik, seminar ini ternyata tidak hanya menghadirkan pembicara para pakar lingkungan saja. Seorang pengepul sampah juga dihadirkan sebagai pembicara di acara ini. Dialah Langgeng, pria asal Ngawi ini dulunya pemulung, tetapi sekarang jangan coba remehkan dia. Dengan hanya mengumpulkan sampah, pria yang hanya tamat SD ini mampu menghasilkan omzet hingga 25 juta rupiah perbulan. Tak heran jika kini ia mampu menyekolahkan putrinya hingga lulus sarjana di sebuah perguruan tinggi swasta di Surabaya. Tak hanya itu, Langgeng juga telah merekrut sepuluh pekerja dan memiliki beberapa truk sebagai alat transportasi.
"Kalau plastik macam ini dihargai pabrik seribu rupiah tiap kilo, tapi belinya dari pemulung cuma lima ratus," beber Langgeng seraya menunjuk botol minuman mineral di tangannya. Ia memaparkan kalau kesuksesannya itu diraih berkat sabar dan jujur. Sebelum mengakhiri pembicaraannya ia sempat berpesan, "Pak, Bu, sampahnya jangan dibakar; kalau dibakar, pemulung macam saya ini makan apa?" Ucapan itu pun disambut oleh gelak tawa peserta seminar. (tov/bch)
Kampus ITS, ITS News — Beberapa tradisi budaya masyarakat Indonesia bisa terancam punah akibat adanya beban pembiayaan kegiatan yang lebih
Kampus ITS, ITS News — Tak henti-hentinya, tim riset Nogogeni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mencetak prestasi dalam ajang
Kampus ITS, ITS News — Menjawab tantangan perkembangan teknologi komunikasi masa kini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan Program Studi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di