Pengkaderan kini menjadi topik yang hangat dibicarakan di ITS, menyusul aksi demonstrasi yang dilancarkan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa ITS (BEM ITS) untuk menuntut pencabutan SK Rektor ITS No. 1307.1/KO3/KM/2001 tentang Kegiatan Perkenalan/Pembinaan/Kaderisasi Mahasiswa Baru ITS.
Dilihat dari SK Rektor tersebut, dasar pelarangan pengkaderan tersebut sangatlah dangkal dan hanya melihat dari ekses negatifnya saja. Salah satu pertimbangan pelarangan ini adalah adanya kecaman dari orang tua mahasiswa. Sebenarnya berbagai kecaman tersebut hanyalah sebagian kecil saja dan jelas-jelas tidak mewakili sehingga terkesan "pukul rata" bahwa semua orang tua mahasiswa tidak setuju dengan adanya pengkaderan. Masalah perawatan mahasiswa di rumah sakit akibat pengkaderan atau pengunduran diri sebagai mahasiswa juga dijadikan alasan pelarangan.
Hal tersebut sebenarnya bisa saja terjadi di semua keadaan dan diluar pengkaderan, perawatan di rumah sakit bisa saja karena memang kondisi fisik mahasiswa yang tidak sehat atau mahasiswa mengundurkan diri karena tidak cocok dengan jurusan yang telah dipilihnya dan kebetulan momen pengkaderan dijadikan waktu untuk mengundurkan diri.
Berdasarkan SK Mendiknas tentang organisasi mahasiswa, mahasiswa bebas melakukan berbagai kegiatan organisasi dan tidak dibatasi. Jadi SK Rektor tersebut bertentangan dengan SK Mendiknas. Pada dasarnya pengkaderan sangatlah penting bagi suatu organisasi karena mempengaruhi akselerasi organisasi tersebut. Organisasi akan berjalan apabila ada kader-kader yang telah tercetak dari suatu kaderisasi. Tanpa hal itu, suatu organisasi akan mati!
Pengkaderan di ITS khususnya, mempunyai tujuan yang jelas yaitu mengubah paradigma mahasiswa baru (MABA) dari kehidupan SMU ke dalam kehidupan kampus. Dalam perubahan paradigma ini, MABA dituntut untuk beradaptasi dengan kehidupan kampus yang jelas-jelas menuntut mahasiswa untuk mandiri, bertanggung jawab, kreatif serta tetap tidak meninggalkan sikap intelektual. Pemahaman hakikat manusia juga merupakan tujuan penting dari pengkaderan dimana MABA dituntut untuk lebih memahami posisinya sebagai manusia, apa kekurangannya dan apa kelebihannya.
Untuk mewujudkan pengkaderan sesuai tujuan di atas maka dbutuhkan suatu konsep baru yaitu dengan mekanisme kontrol yang jelas serta adanya proses kebertanggungjawaban dari elemen mahasiswa. Dalam hal ini pengkaderan dengan sistem kekerasan kini tidak perlu lagi diterapkan karena justru dengan sistem kekerasan penumbuhan hakikat manusia dalam diri MABA tidak berjalan sebagaimana mestinya. Yang selama ini terjadi MABA dilakukan secara represif dan diperlakukan bak binatang terlebih dahulu kemudian dari perlakuan tersebut MABA baru menyadari arti penting dari hakikat manusia. Sistem pengkaderan seperti itu memang sudah harus ditinggalkan, tetapi pada kenyataannya kultur tersebut sudah mendarah daging di ITS.
Bagaimanapun juga keluarnya SK Rektor ini menjadi pelajaran bagi semua elemen mahasiswa ITS khususnya BEM ITS untuk introspeksi. Artinya keberadaan SK Rektor tersebut menjadi cambukan bagi kita untuk tetap mempertahankan pengkaderan tetapi juga perlu memikirkan konsep baru pengkaderan yang tepat sasaran. Tetapi masalahnya apakah mahasiswa ITS (baca: mahasiswa lama) mau pembaharuan tersebut? Sebab mahasiswa ITS sekarang ini sulit menerima perubahan mengingat budaya kekerasan di pengkaderan sampai tahun lalu pun masih kita lihat. Untuk itulah BEM ITS sebagai lembaga kemahasiswaan di ITS berfungsi sebagai kontroler dan penanggung jawab dari pelaksanaan pengkaderan tahun ini dan dimasa yang akan datang. Selain itu BEM ITS juga mengajak HMJ-HMJ di ITS untuk memikirkan konsep yang tepat untuk pengkaderan selanjutnya.
Pengkaderan seperti apakah dengan konsep yang tepat itu? Belajar mencintai alam! Merupakan salah satu cara pengkaderan yang patut dicoba. Dengan melakukan kegiatan outboned di alam terbuka MABA bisa diajak untuk bertukar pikiran serta merenung tentang alam semesta, bagaimana mencintai alam dan bagaimanakan manusia memanfaatkan alam ini dengan sebaik-baiknya. Memang cara tersebut masih sebagian kecil untuk pencapaian tujuan pengkaderan tetapi paling tidak penanaman sikap dapat dilatih bukan dari kekerasan tapi ketegasan dan kesadaran.
Dengan atau tanpa SK Rektor tersebut, pengkaderan di ITS akan terus berjalan dengan komitmen antar elemen mahasiswa untuk melaksanakan mekanisme kontrol yang jelas serta rasa tanggung jawab. Bagaimanapun juga pengkaderan merupakan sarana regenerasi bagi organsasi-organisasi di ITS (dimanapun juga) yang menentukan kemajuan ITS.
Seperti yang dituturkan Jimmy Mintar Tanjung, Kepala Biro Kaderisasi Departemen PSDM BEM ITS kepada ITSONLINE.(rie)
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)
Kampus ITS, ITS News — Tim Spektronics dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali sukses mendulang juara 1 pada ajang
Kampus ITS, ITS News — Kurang meratanya sertifikasi halal pada bisnis makanan khususnya pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM),