ITS News

Selasa, 05 November 2024
15 Maret 2005, 12:03

Poltek ITS dan JICA bagi Pengetahuan Elektronika

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Demikian dikemukakan Dr Ir Muhammad Nuh DEA, Direktur Politeknik Elektronika ITS, Rabu (17/10) siang. Ada tujuh negara yang diundang dalam pelatihan yang telah diselenggarakan untuk kesembilan kali itu, masing-masing, Pilipina, Thailand, Laos, Vietnam, Nepal, Srilanka, dan Pakistan. Pelaksanaan tahun ini terbilang istimewa, karena di tengah ketidakpercayaan masyarakat internasional tentang keamanan Indonesia berkait dengan isu sweeping warga asing, delegasi negara-negara yang diundang justru berdatangan.

"Ini adalah momentum penting untuk membangun citra bahwa sesungguhnya di Indonesia aman-aman saja. Saya mengerti mungkin dari mereka yang diundang memang bukan orang asing yang diisukan akan di-sweeping, tapi paling tidak dengan terselenggaranya kegiatan ini, apalagi ini bekerja sama dengan pihak Jepang, kami bisa mengatakan bahwa Indonesia tidak seperti yang diberitakan oleh media asing," kata M. Nuh.

Semua itu, kata M. Nuh, adalah bentuk kepercayaan yang telah dibangun pihak Poltek ITS di dalam menyelenggarakan kegiatan serupa sebelumnya. "Kami yakin mereka datang tak lagi melihat soal isu aman atau tidak di Indonesia, tapi lebih pada kesempatan dan materi yang bakal diperoleh," katanya.
Dikatakannya, sejak kegiatan itu diadakan hingga kedelapan kalinya tahun lalu, kami selalu dinilai berhasil, dan kepercayaan itulah yang kini juga mereka lihat.

Bidang TI
Berkait dengan penyelenggaraan itu pulalah maka tahun depan, pelaksanaan pelatihan pendidikan elektronika akan dikembangkan untuk bidang pendidikan teknologi informasi (TI). "Kami menjadwalkan diselenggarakan pada Februari-Maret 2002. Ini juga momentum penting untuk membangun jaringan lebih luas lagi tentang teknologi informasi," katanya. M. Nuh juga mengungkapkan, bersamaan dengan pelatihan metode pendidikan elektronika kepada beberapa negara di kawasan Asia Selatan dan Tenggara itu, pihaknya juga bersama JICA mengadakan program Start up Business Initiative for Jobless yang tahun ini memasuki angkatan kelima dan diselenggarakan dalam waktu sama selama sebulan untuk 30 peserta.

"Terhadap program yang terakhir ini dalam evaluasi kami melihat nilai positif bagi tumbuh kembangnya wirausaha baru di bidang elektronika," katanya. Inilah salah satu pertimbangan kenapa pihak JICA tetap terus melakukan program dan kerja sama ini yang kini memasuki tahun keempat. "Tahun ini kami lebih mengkonsentrasikan pada upaya menyiapkan peserta untuk menjadi pengusaha atau wiraswastawan di bidang reparasi mesin listrik dan elektronika, karena itulah mulai angkatan ini konsentrasinya juga diperluas lagi pada bidang komputer dan mesin listrik," katanya. (kem)

Berita Terkait