Memang musim penghujan bagi masyarakat Surabaya tidak lepas dari permasalahan banjir. Tiap kali banjir sudah bisa dipastikan air, baik dari selokan maupun dari sungai akan meluap dan memenuhi jalan. Karena itu kota Surabaya perlu diadakan penataan ulang, guna mengeliminir kejadian-kejadian yang tidak diinginkan yang kemungkinan timbul.
Prof. Ir. Johan Silas mengamati datangnya banjir tersebut justru pemicunya dari masyarakat yang mengeluhkan adanya banjir itu sendiri. Ahli tata kota yang enggan disebut sebagai ahli tata kota itu menjelaskan lebih lanjut, bahwa masyarakat kita cenderung manja dan cengeng. Maksud masyarakat kita hanya menginginkan keinginan mereka saja tanpa memperdulikan dan menelaah lebih lanjut permasalahan yang sebenarnya mereka tuntut. Sebenarnya kalau dikaji lebih jauh lagi tentang segala permasalahan yang terjadi saat ini, kesemuanya bersumber pada masyarakat yang menuntut itu sendiri. Akan tetapi mereka tidak menyadarinya atau bahkan tidak memperdulikannya.
Guru Besar yang memiliki segudang penghargaan ini menambahkan saat ini Surabaya sedang dalam proses perbaikan tatanan kota. Tatanan kota yang ada saat ini memang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan yang ada, dan menurut rencananya akan dirubah untuk diersiapkan menuju abad 21. Perubahannya sendiri rencananya akan meliputi segala bidang, akan tetapi saat ini masih dalam proses pengerjaan.
Misi yang diemban saat ini untuk memperbaiki tatanan kota Surabaya ada 2, yakni yang pertama kesiapan bersaing dan yang kedua kemampuan untuk meningkatkan kesejahteraan. Dalam kaitannya dengan misi yang pertama, kepala Laboratorium Perumahan dan Pemukiman ITS-jurusan Arsitektur ini menjelaskan, Surabaya harus dipersiapkan terlebih dahulu untuk bersaing dengan kota-kota lain sebelum pembenahan tata kotanya, kesiapan bersaing itu sendiri meliputi struktur dan kekuatan ekonominya. Selanjutnya untuk misi yang kedua, pria kelahiran Samarinda, 24 Mei 1936 ini menambahkan, Surabaya harus mampu untuk bisa menyejahterakan masyarakatnya, terutama dalam bidang ekonominya. Saat ini Surabaya sudah menunjukkan adanya kesejahteraan, hal itu dapat dilihat jika setiap akhir pekan kebanyakan masyarakat Surabaya yang menghabiskan waktu mereka di tempat-tempat hiburan dan di tempat-tempat perbelanjaan. Indikasi lain yang bisa menunjukkan adanya kemajuan di bidang ekonomi adalah pada saat akan menjelang akhir pekan banyak dari masyarakat Surabaya yang mudik.
Jika dibandingkan dengan kota Jakarta, jebolan Housing in Urban Development: DPU University College London tahun 1979 ini berpendapat bahwa Surabaya lebih tenang dibandingkan dengan kota Jakarta, karena itu kinerja ekonomi di Surabaya cenderung lebih baik. Menyinggung tentang kesiapan menghadapi otonomi daerah, anggota IAP (Ikatan Ahli Perencana Indonesia) meragukan dengan adanya otonomi daerah. Menurutnya, tidak ada satu kota pun yang siap dengan otonomi daerah, bahkan kota-kota di negara maju pun belum tentu siap menghadapinya. Akan tetapi jika Surabaya ingin dipersiapkan untuk menghadapi otonomi daerah, maka Surabaya harus bisa memenuhi kedua misi yang telah dirumuskan di atas. (yudi)
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)