ITS News

Sabtu, 28 September 2024
15 Maret 2005, 12:03

PT BHMN ITS, apa dan bagaimana

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Perayaan dies natalies ITS tahun ini, terasa berbeda dari sebelumnya. Memasuki tahun ke-44, ITS berencana menuju status PT BHMN. Status yang berarti otonomi dalam manajemen kampus termasuk pendanaan operasionalnya, menjadi isu yang hangat dibicarakan.

Pro kontra dari banyak pihak terus bermunculan. Maka untuk menyatukan beragam pendapat yang ada, tim penyiapan ITS PT BHMN mendiskusikan rancangannya kepada civitas akademika serta seluruh stakeholder ITS kemarin (5/10) di ruang seminar Rektorat.

Dalam diskusi terbuka yang juga dihadiri oleh petinggi ITS ini diungkap berbagai kerisauan akan bagaimana keadaan kampus setelah disahkan menjadi PT BHMN. Seperti yang diungkapkan oleh Rendra Sanjaya, Presiden BEM ITS. Ia menjabarkan sejumlah kehawatiran akan adanya komersialisasi aset-aset di ITS untuk kepentingan di luar akademik. Manajemennya pun haruslah transparan, sehingga tidak terjadi saling tuding dan saling menjatuhkan seperti yang telah terjadi di IPB saat menjadi PT BHMN.

Lebih lanjut, Rendra mengungkapkan kekhawatiran lain dari mahasiswa sendiri akan adanya kenaikan uang SPP dan munculnya pungutan-pungutan tak jelas dan membebani mereka. Dibukanya jalur PMDK kemitraan yang kontroversial dengan 25 jutanya, juga turut dipertanyakan oleh Rendra. "Kita harus tetap menjaga kualitas mahasiswa ITS. Jangan hanya melihat uang yang dibawanya. Lalu bagaimana dengan nasib calon mahasiswa yang sebenarnya cerdas, tapi tak punya biaya untuk kuliah di ITS ini?" ujar mahasiswa Teknik Mesin ini.

Tak hanya dari mahasiswa, kekhawatiran juga datang dari sejumlah karyawan ITS. Dengan berlakunya status PT BHMN, efisiensi besar-besaran berikut perampingan di eberapa lembaga, bisa jadi, memunculkan PHK disana-sini. Belum lagi masalah kesejahteraan dosen yang harus ditingkatkan guna memperlancar proses belajar mengajar di kampus.

Menanggapi beragam kekhawatiran itu, tim penyiapan ITS PT BHMN yang telah dibentuk sejak bulan April 2003 ini kemudian memaparkan kebijakan-kebijakan yang diterapkan saat status ITS telah benar-benar berubah. "Ada enam poin yang telah digarisbawahi saat ITS PT BHMN terbentuk nantinya. Diantaranya adalah kita menjamin tak akan ada karyawan yang di-PHK karena adanya efisiensi di tubuh lembaga-lembaga ITS. Ya.. kalaupun ada, itu pasti karena keteledoran mereka dalam melaksanakan tugas tentunya," terang Dr. Ir. Patdono Suwigjo, M.Eng.Sc, ketua tim penyiapan ITS PT BHMN.

Sedangkan untuk masalah SPP dan biaya-biaya kemahaiswaan lainnya, menurut pria berkacamata ini, tak akan banyak mengalami kenaikan. Untuk mahasiswa baru misalnya, dalam tiap 2 tahun kedepan, akan ada kenaikan SPP per semesternya sebesar 250 ribu rupiah. Sehingga untuk tahun 2010 nanti, diperkirakan SPP ITS akan menjadi 1, 5 juta. "Sedang untuk mahasiswa lama tidak akan ada kenaikan. Dan sekali lagi kita jamin, tidak akan ada mahasiswa yang sampai berhenti kuliah karena tak ada biaya. Begitu juga dengan calon mahasiswa yang ditelah diterima di ITS, kita jamin ia tidak akan gagal masuk ITS hanya karena tidak punya uang. Akan kita usahakan, entah itu dari beasiswa atau ‘ditalangi’, bagaimanapun caranya," janji Patdono.

Sedangkan poin lain yang menjadi dasar utama pelaksanaan ITS PT BHMN adalah penetapan subsidi dari pemerintah sebesar 65 persen dari seluruh biaya operasional, 20 persen dibebankan pada mahasiwa, dan sisanya berasal dari pemberdayaan aset-aset ITS. Peningkatan kualitas, transparansi, efisiensi dan akuntabilitas di seluruh manajemen kampus juga menjadi prioritas utama berikut peningkatan kualitas tri dharma ITS sebagai lahan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.(ftr/tov)

Berita Terkait