Dalam meningkatkan kualitas pendidikan untuk menyongsong era globalisasi, jurusan Teknik Perkapalan menyelenggarakan lokakarya. Ini merupakan salah satu program dari DUE LIKE. Topik yang menjadi pembahasan dalam lokarya ini mengenai peningkatan kerjasama penelitian perguruan tinggi dan industri,jum'at kemarin (20/12). Hal inilah yang mendasari kerangka pikir RAISE-LEAP.
Menurut, Prof. Dr. Ir. Nur Yowono, Direktur Pusat Antar Universitas Ilmu Teknik (PAU-IT) Universitas Gajah Mada, RAISE dalam bahasa Indonesia berarti bergerak ke tempat yang lebih tinggi, namun sebenarnya kata ini adalah akronim dari suatu kriteria untuk kerangka pikir evaluasi perencanaan program dan kegiatan di perguruan tinggi, RAISE (Relevance, Academic Atmosphere, Internal Management, Sustainability, dan Efficiency and Productivity)
Relevance yang berarti sesuai dengan kebutuhan pasar nasional atau internasional. Academic Atmosphere, hendaknya dalam proses belajar dan mengajar terjadi hubungan yang sehat antara dosen dan mahasiswa serta pengembangan proses pendidikan yang didukung oleh seluruh staf akademik dan administras. Internal Management, merupakan perbaikan organisasi dan manajemen serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya dari berbagai aktivitas untuk seluruh program, "Sedangkan Sustainability berarti pendayagunaan partisipasi masyarakat serta menyelenggarakan kerjasama dan dukungan dari pemda. Serta Efficiency and Productivity, melihat dengan menggunakan tolok ukur seperti lama studi dan IPK mahasiswa,"jelasnya.
Untuk kata LEAP sendiri, lanjutnya, dalam bahasa Indonesia berarti meloncat tinggi. Akronimnya, LEAP (Leadership, Equaty, Accessibility, dan Partnership with Industry and Community). Leadership, setiap individu terlibat dalam perumusan, pengoperasian dan interaksi proses belajar mengajar serta terdapat komitmen yang tinggi terhadap institusi dan dapat menunjukkan nilai tambah dan keunggulan komparative institusi yang dipimpin. Equaty, persamaan antar gender, lapis masyarakat, suku dan agama. Accessibility, akses luas bagi siapa saja tanpa membedakan." Terakhir, Partnership with Industry and Community, kerjasama baik dengan industri, pemerintah daerah maupun masyarakat keilmuan,"tambahnya
Adanya teknik berpikir RAISE-LEAP ini, peran dosen, mahasiswa, dan karyawan akan menentukan berhasil atau tidaknya suatu proses belajar dan mengajar. Dan tak kalah pentingnya, kerjasama dengan instansi lainnya. "Tapi perlu diingat manfaat dan aturan main pengelolaan dana hasil kerjasama sangatlah besar. Maka kerjasama harus menguntungkan industri induk (Perguruan Tinggi, Fakultas), unit pelaksana (jurusan), laboratorium dan tenaga ahli (dosen), "ungkapnya
Selain Nur Yuwono, tampil juga sebagai pembicara Manajer PIM Centre PT. PAL Indonesia Dr. Ir. James Manuputty MSc yang mengetengahkan Kerjasama Penelitian dalam Bidang Peningkatan Produktivitas Industri Perkapalan dan Dr. Ir. M Zaed Yuliadi MSc, manajer Welding Centre PT. PAL Indonesia yang membahas tentang Kerjasama Penelitian dalam Bidang Aplikasi Teknologi Pengelasan pada Industri Perkapalan. (IwY/rom)
Kampus ITS, ITS News — Beberapa tradisi budaya masyarakat Indonesia bisa terancam punah akibat adanya beban pembiayaan kegiatan yang lebih
Kampus ITS, ITS News — Tak henti-hentinya, tim riset Nogogeni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mencetak prestasi dalam ajang
Kampus ITS, ITS News — Menjawab tantangan perkembangan teknologi komunikasi masa kini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan Program Studi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di