Salah satu prestasi internasional yang membanggakan sivitas akademika ITS, adalah ikutnya Tim ITS dalam Microsoft Asia Student Net Competition di Seoul Korea. Salah satu personel dari Tim ITS, David Yulianto, bercerita banyak tentang Timnya ketika berada di Korea.
Dimulai dengan persiapan yang cukup singkat (10 hari), Tim ITS, yang beranggotakan 3 mahasiswa Jurusan Teknik Informatika ini, berusaha menambah fasilitas-fasilitas dari web service yang dibuatnya ketika menang di tingkat nasional. Dengan kreativitas Tim dan dibantu dosen-dosen informatika lainnya, web service-nya pun mengalami penambahan fitur. Dari e-ticketing menjadi u-ticketing (universal-ticketing, red). "Kalo u-ticketing ini biasanya digunakan oleh bisnisman, karena pada u-ticketing ini, kita tidak dibatasi untuk terbang pada hari dan jam yang kita pesan," jelas David. David mencontohkan, jika kita sudah pesan tiket pesawat di maskapai A untuk terbang ke Jakarta pada jam J, tapi suatu saat kita lupa, maka kita tetap bisa terbang ke Jakarta pada waktu lain dan maskapai lain. "Dengan begitu secara tidak langsung, kita menyatukan maskapai penerbangan yang ada," terangnya. U-ticket ini memang lebih mahal ketimbang e-ticket yang pernah dibuatnya.
Dengan berbekal web service yang canggih tersebut, Tim ITS dengan percaya diri berangkat ke Korea. Didampingi Ketua Jurusan Teknik Informatika, mereka terbang langsung ke Korea. "Enak juga bisa naik pesawat gratis ke Korea," celetuk David. Memang akomodasi dan semua perjalanan di tanggung oleh Microsoft, mereka pun tinggal satu hotel dengan Bill Gates.
Acarapun dimulai, perlombaan dikemas seperti pameran di gedung besar. Tiap-tiap peserta diberi satu Stan untuk memamerkan hasil karyanya. Ada 13 stan yang berdiri di sana. Para juri berdatangan ke masing-masing stan, tak terkecuali stan Tim ITS. Dengan memakai jas almamater ITS, Tim ITS berusaha menjelaskan web service yang telah dibuatnya. "Kita memakai jas almamater ini biar seluruh dunia tahu kalo ITS itu ada," ucap David disela-sela ceritanya. Setelah Juri menilai masing-masing peserta, stan dibuka untuk umum. "Disana banyak developer-developer yang melihat karya masing-masing peserta, dan masyarakat umum lainnya," ujar David.
Juri yang menilai lomba ini ada 5 orang dari 5 negara, masing-masing dari Korea, Cina, Singapura, Taiwan, dan Hongkong. Pemenangnya pun semuanya dari negara juri berasal. Untuk pemenang pertama adalah Cina, kemudian Korea, disusul Singapura dan Taiwan. "Sebenarnya, karya yang bagus adalah milik Singapura," tutur David.
Meskipun tidak mendapat peringkat 4 besar di Korea, Tim ITS berkesempatan jalan-jalan di Korea. Mereka pun dapat piala dan piagam penghargaan serta berkesempatan untuk berjabat tangan dengan Bill Gates. Untuk Kampus yang mengirimnya, dalam hal ini ITS, mendapat Microsoft Academic Aliance berupa semua produk terbaru dari microsoft, selama satu tahun. Untuk menyiapkan perlombaan yang sejenis, David menyarankan pada pihak kampus untuk sesering mungkin diadakan lomba semacam ini di tingkat kampus.(lut/bch)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi