Badan Pelaksana Mentoring (BPM) JMMI ITS mengadakan Grand Opening Mentoring Lanjutan, Sabtu (11/12). Sejak pukul tujuh pagi, ribuan mahasiswa memadati Masjid ITS. Acara ini merupakan kelanjutan dari program mentoring yang sebelumnya telah dilaksanakan. Mentoring adalah suatu kegiatan rutin kajian Islam yang masuk dalam penilaian mata kuliah Agama Islam. Bahkan, rektorat mewajibkan keikutsertaan mahasiswa baru (maba) muslim 2004 dalam kegiatan ini.
Grand Opening yang mengambil tema Mentoring Never Die memiliki arti khusus. "Kegiatan mentoring akan selalu hidup dan tak pernah berhenti, buktinya sekarang ada mentoring lanjutan," ujar salah satu panitia menjelaskan. Untuk dapat mengikuti follow up mentoring, diserahkan kepada mentor dan mentee. Mentor adalah orang yang memberikan materi, sedangkan mentee para pesertanya. "Jika ingin memperdalam ilmu agama Islam dan sharing dengan masalah sehari-hari, silahkan ikut," tambahnya lagi. BPM yang akan memberi fasilitas dan mengaturnya.
Untuk itu, panitia telah membagikan kuisioner berisi evaluasi mentoring dan keikutsertaan maba dalam mentoring lanjutan. Banyak juga kegunaan mentoring bagi mereka. "Melepas stres di sela-sela perkuliahan," komentar seorang maba di depan panggung.
Selain Pembukaaan Mentoring lanjutan, tujuan utama lainnya yaitu tes mentoring yang nilainya akan diserahkan kepada dosen mata kuliah Agama Islam. "Kalau saya menganggap ini seperti UTS karena masih berlanjut mentoringnya," kata Yuni, salah satu mentor. Ujian massal yang berdurasi sekitar tiga puluh menit ini ditempatkan di ruang utama masjid dan lantai dua sebelah timur. (m1/tov)
Kampus ITS, ITS News — Banyaknya persoalan sampah di Indonesia menimbulkan berbagai dilema masyarakat. Oleh karena itu, tim Kuliah
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus mendukung kemajuan teknologi dan pendidikan Indonesia. Kali ini,
Kampus ITS, ITS News — Tim riset kendaraan hemat energi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus melebarkan sayapnya di kanca
Kampus ITS, ITS News — Kesejahteraan tenaga pendidik, khususnya guru honorer, di Jawa Timur masih membutuhkan perhatian serius. Menyadari pentingnya