Gadis kelahiran Surabaya 9 Agustus 1976 ini adalah satu-satunya lulusan dari Program Magister Manajemen Teknologi (MMT) – ITS yang lulus cumlaude dengan IPK 3,75 dan ditempuh dalam waktu empat semester. Padahal dia dari latar belakang ilmu yang berbeda, ekonomi.
"Awalnya sih sulit untuk menyesuaikan dengan pengetahuan-pengetahuan yang berbau teknologi. Tapi di MMT kan fokusnya bukan ke sana, melainkan lebih pada bagaimana me-manage pekerjaan-pekerjaan teknologi agar bisa lebih efisien, efektif dan tidak menimbulkan masalah saat diterapkan," katanya ditemui disela acara Wisuda ke-89, Minggu (12/9).
Alumnus Matematika Ekonomi tahun 1996 dari University of Western Australia ini mengungkapkan, dirinya tertarik untuk mengambil master di bidang manajemen teknologi terkait dengan pekerjaannya selama ini, serta keingintahuannya yang dalam, berkait dengan persoalan-persoalan teknologi yang memang harus didekati atau ditinjau dari sudut pandang ekonomi. "Saya mencoba mengawinkan pengetahuan ekonomi dengan teknologi yang saya perdalam sekarang, untuk pekerjaan yang saya geluti saat ini. Itu sebabnyua saat mengambil tesis pun saya tidak jauh mencoba mengaplikasikannya denga apa yang saya hadapi sehari-hari," kata Commersial Manager PT Bukit Jaya Abadi, yang bergerak di bidang pembangunan menara telekomunikiasi.
Dikatakannya, ia memang lebih tertarik mengambil master di bidang teknologi. Alasannya, selain pekerjaan yang digelutinya sekarang berbasis pada teknologi juga karena khawatir takut bosan bertemu dengan persoalan dan istilah-istilah ekonomi yang memang sudah begitu akrab digelutinya. "Ini yang kemudian menjadi pertimbangan saya memilih MMT ITS, karena di tempat lain mungkin belum ada. Ini juga yang kemudian memotivasi saya untuk terus belajar di tengah kesibukan pekerjaan, karena memang ada sesuatu yang baru, yang saya temukan," katanya.
Lulusan dari SMA Santa Maria Collagae Australia ini juga mengatakan, kalau dirinya tidak memiliki strategi belajar untuk memperoleh predikat cumlaude. "Saya jalani apa adanya. Mungkin saya terbiasa ketika harus belajar mandiri di Australia sejak SMA, sehingga saya kemudian di sini juga menjalankannya apa adanya," kata Sisca yang sebelum ke Australia tercatat sebagai siswa di SMAK St. Louis Surabaya hingga kelas 2.
Bagaimana tanggapannya dengan para lulusan dari luar negeri? "Menurut saya tergantung pada orangnya juga. Pilihan saya sekolah dan kuliah di Australia itu kan sekaligus ingin memperlancar bahasa Inggris. Dengan sekolah dan kuliah di sana ada dua hal yang bisa saya diperoleh sekaligus, pertama penguasaan bahasa Inggris dan kedua ilmu yang kita dalami. Juga tentu saja pengalaman untuk bisa lebih mandiri baik dalam belajar maupun menjalani kehidupan," katanya. (Humas ch)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) semakin menegaskan komitmennya dalam memberikan layanan prima bagi masyarakat. Sebagai
Kampus ITS, ITS News — Keterbatasan alat untuk mengolah pisang menyebabkan kurang produktifnya masyarakat dalam memanfaatkan potensi sumber daya
Kampus ITS, ITS News — Semakin menunjukkan keunggulannya di bidang teknologi informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil meraih empat
Kampus ITS, ITS News — Potensi sumber daya alam daerah memiliki peran krusial dalam upaya pemberdayaan masyarakat lokal. Sadar