ITS News

Jumat, 27 September 2024
15 Maret 2005, 12:03

Tata Transportasi dan Tata Kota Tak bisa Dipisahkan

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Seminar nasional bertajuk ‘Manajemen Transportasi Intermoda Menyambut Surabaya Metropolitan’ yang diselenggarakan jurusan Teknik Sipil FTSP ITS, Kamis (24/11) pagi, adalah sebuah penghargaan terakhir menghantarkan Prof. Ir. Pinardi Koestalam, MSc, seorang dosen senior dan pakar transportasi, memasuki masa purna tugas di ITS.

Dalam seminar yang terselenggara atas kerjasama ITS, Masyarakat Transportasi Indonesia Jawa Timur (MTI), dan Himpunan Pengembang Jalan Indonesia (HPJI) Jawa Timur menghadirkan tak kurang delapan pembicara yang kompeten dalam bidang Transportasi. "Semoga hasil seminar ini mampu menanggulangi masalah transportasi dan lalu lintas di kota-kota besar," ujar kajur Teknik Sipil ITS, Prof Ir Indrasurya Mochtar MSc PhD dalam sambutan tertulisnya.

Diantara pembicara yang dihadirkan terdapat seorang native speaker yaitu Prof. Henry Fan dari Nanyang Technology University (NTU) Singapore. Prof Fan sendiri bukan pertama kalinya mengisi kegiatan ilmiah di ITS. Rabu (23/11) kemarin, Professor Civil and Environmental Engineering NTU Singapura itu hadir mengisi kuliah tamu di ruang sidang utama Teknik Sipil ITS.

Seminar dibagi menjadi tiga sesi. Sesi pertama sebagai keynote speaker adalah Ir Chaerul Djaelani dan Prof Ir Pinardi Koestalam MSc. Djaelani mengulas tentang prinsip-prinsip dasar dalam pengembangan transportasi perkotaan yang berkelanjutan di Surabaya. "Peranan dan fungsi transportasi tidak dapat terlepas dari skenario penataan ruang kota," kata ketua MTI Jawa Timur ini. Bahkan menurutnya, itu bisa dikatakan menjadi bagian yang tak terpisahkan atau umpama seperti dua sisi mata uang logam (two faces of coin). "Bila ingin berhasil, penataan kota harus dilakukan lebih dulu disamping penataan transportasi. Mustahil dilakukan terpisah," tegas Djaelani.

Lalu, Pinardi dalam sesinya membawakan tema strategi pengembangan transportasi untuk Surabaya metropolitan. Disini, Ia banyak memberi gambaran mengenai kondisi dan kendala transportasi Surabaya saat ini. Selain itu, dosen senior ini juga memberikan strategi pendekatan untuk mangatasi masalah transportasi di Surabaya. "Yang perlu dilakukan antara lain adalah mengkaji ulang kebijakan bidang transportasi yang ada, pendekatan kebijakan seyogyanya memperhatikan keinginan pasar," ujar lelaki yang telah mengabdi selama 37 tahun di ITS ini.

Sesi kedua, diisi oleh tiga pemakalah antara lain Harry Soegiri MBA Msi dari Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur, Ir Marijanto MEngSc (PT Jasa Marga) dan Prof Fan dari NTU. Lalu, selepas istirahat sholat dan makan dilanjutkan dengan tampilnya para pemakalah yang masing-masing adalah pakar dalam berbagai moda transportasi (darat, laut dan udara) antara lain: Ir Joko Margono MBA (PT Kereta Api Indonesia), Ir Harry Subagio MM (PT PELINDO III Tanjung Perak), dan Bambang Utomo (PT Angkasa Pura I).

Meski seminar dilaksanakan seharian, peserta tampak tidak bosan. Ini karena topik pembahasan setiap pembicara mengulas permasalahan transportasi, ditinjau dari sudut pandang berbeda-beda. Terbukti,cukup banyak peserta yang bertahan sampai seminar berakhir. Latar belakang peserta seminar sendiri bermacam-macam, mulai dari mahasiswa D3, S1, S2, dosen dan anggota organisasi transportasi MTI dan HPJI hingga pejabat instansi pemerintah. (asa/tov)

Berita Terkait