Setelah mendapatkan dana bantuan dari Due-Like Batch III, Teknik Perkapalan tidak lantas membangun jurusannya seperti apa yang banyak dibayangkan mahasiswanya. Ternyata masih ada beberapa proses yang harus dilalui jika mengharapkan dana bantuan tersebut turun.
Jangan beranggapan bahwa jika suatu jurusan yang telah resmi mendapat dana bantuan dari suatu instansi, maka ia akan membangun jurusannya, baik gedung maupun SDM (Sumber Daya Manusianya, baik dosen maupun mahasiswa)pada saat itu juga. Itulah setidaknya yang hendak disampaikan oleh ketua jurusan Teknik Perkapalan, Ir.Djauhar Manfaat MSc PhD,dalam briefing yang diadakan di ruang sidang Teknik Perkapalan, Selasa(23/04).
Disamping menjawab pertanyaan yang kerap kali
dilontarkan mahasiswa, beliau juga menjelaskan apa dan bagaimana penyaluran dana bantuan tersebut kepada perwakilan mahasiswa serta dosen yang hadir. "Sampai saat ini kami (Jurusan Teknik Perkapalan, red) belum mendapatkan dana tersebut dalam bentuk cash karena masih ada beberapa tahap lagi yang harus dilalui jika ingin mencairkan dana tersebut," jelasnya dalam briefing monitoring. "Salah satunya yakni, monitoring yang akan dilaksanakan besok (24/04). Dimana dalam monitoring tersebut masih dimungkinkan adanya pembekuan pemberian dana bantuan, jadi saya selaku ketua jurusan mengharapkan kerjasama kalian
(mahasiswa, red)."
Lebih lanjut, beliau menjelaskan akan dikemanakan dana bantuan tersebut ditahun-tahun mendatang. "Due-Like Batch ini telah memberikan beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan, diantaranya degree training, yang khusus diperuntukkan dosen-dosen muda untuk melanjutkan kuliah S2 atau S3. Disamping itu masih ada non-degree training yang lebih meninjau masalah kurikulum, apakah masih relevan atau tidak. Selanjutnya, peralatan yang lebih mengarah pada kenyamanan proses perkuliahan, yaitu pengadaan LCD, whiteboard, note book Pentium IV dll," jelasnya lagi.
"Rata-rata program yang ditawarkan memang sebagian besar tidak bisa dirasakan oleh mahasiswa secara langsung, melainkan dosennya. Namun ada satu program yang melibatkan mahasiswa secara langsung, lokakarya," tambahnya. "Dalam lokakarya tersebut akan dibekali pelatihan peningkatan jaringan kerjasama, penelitian tingkat nasional dan perancangan kurikulum. Disamping itu juga, dalam hibah penelitian, mahasiswa juga dapat terlibat di dalamnya. Dosen yang telah disetujui proposal penelitiannya bisa melibatkan 3 mahasiswa tingkat akhir dalam penelitian tersebut. Tidak hanya itu saja, masih banyak program yang lain, hibah pengajaran, pengadaan bahan pustaka serta jurnal."
Setelah menjelaskan panjang lebar tentang Due-Like Batch beserta program-programnya, selanjutnya dijelaskan bahwa besok akan datang tim peninjau dari Due-Like. Untuk memonitoring keadaan di Jurusan Teknik
Perkapalan, apakah memang benar-benar layak dan siap atau tidak. "Besok tim peninjau dari Due-Like akan datang untuk melakukan monitoring, baik dosen maupun mahasiswa akan diundang untuk dimintai informasi sekitar perkuliahan dan kampus. Apakah diantara
keduanya memang memiliki suatu permasalahan yang sama, sehingga dari tim tersebut dapat memilah program mana yang layak untuk diberi dana bantuan terlebih dahulu," tambahnya.
Mahasiswa yang hadir pun nampak senang sekali dengan hadirnya dana bantuan tersebut, karena sudah sekian lama menantikan perubahan di Jurusan Teknik
Perkapalan. "Tentu saja kami (mahasiswa, red) sangat senang mendengar hal itu, setidaknya nanti diharapkan tidak akan ada lagi debu kapur tulis. Dan yang penting, akan banyak pelatihan serta lokakarya yang menambah nilai plus kita jika nanti ingin melamar di suatu instansi," harap Yudi, salah seorang perwakilan
mahasiswa. (u-d/sa)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan