ITS News

Jumat, 27 September 2024
15 Maret 2005, 12:03

Transportasi makin ruwet, pejabat kota dan provinsi adakan diskusi

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Dari data yang terkumpul, didapati bahwa 65% kendaraan di Surabaya yang beroperasi adalah kendaraan pribadi, sedang sisanya adalah kendaraan umum. Kenyataan inilah yang menyebabkan kemacetan terjadi di banyak ruas jalan, di Jalan Ahmad Yani misalnya. Adanya penambahan jalan diberbagai titik ternyata bukanlah suatu solusi yang terpercaya, karena dengan begitu jumlah kendaraan akan bertambah dan kemacetan pun semakin bertambah.

Hal itulah yang diungkapakan oleh Ir Togar A Silaban,MEng dalam diskusi publik di Teknik Lingkungan ITS kemarin (28/7). Kabid fisik dan prasarana Bappeko (Badan Perencana Pembangunan Kota) Surabaya ini juga menambahkan bahwa kapasitas dukung kota sangat terbatas. "Harus ada usaha dengan memperhatikan sinergi tata ruang dari pemerintah kota," ujarnya.

Permasalahan transportasi di Surabaya ternyata tidak berhenti disitu saja. Berbagai kemacetan yang terjadi di jalur masuk kota juga menambah pr bagi pemkot. Seperti yang terjadi di Bundaran Waru. Jalur ini banyak didominasi kendaraan dari luar kota. Adanya bus yang melewati bundaran semakin menambah keruwetannya saja. "Di Medaeng nanti, harus diatur agar bus dari luar kota bisa langsung masuk terminal, tidak seperti sekarang ini yang harus mengitari bundaran waru terlebih dahulu, sehingga kemacetan disana dapat dikurangi" ujar Dr Haryo Sulistiarso dari ITS yang turut mengungkapkan pendapatnya.

Sebuah kritikan pedas diungkapkan oleh Wahyu dari BMG (Badan Meteorolg dan Geofisika). Menurutnya, selama ini pembangunan sarana dan prasarana oleh pemerintah kurang memperhitungkan faktor klimatologi. Sehinnga berbagai akibat fatal karenanya sering terjadi. "Mbok ya data dari BMG dianggep!" kata pria berseragam biru ini. Ia kemudian mengungkapkan bahwa pembangunan jembatan suramadu harus memperhatikan fakta bahwa madura merupakan pintu angin. Kecepatannya bahkan mencapai 75-80 Km/jam. Sebuah perhitungan yang wajib dipikirkan tentunya.

Selain dari Bappeko Surabaya dan Bappeprov Jawa-Timur, diskusi publik yang dimoderatori oleh Pinky Saptandari dari Dewan Kota bertemakan ‘Sistem Transportasi Kota Surabaya Masa Depan’ ini juga dihadiri oleh, PK pengairan, Dinas LH Surabaya, dosen dan mahasiswa TL ITS, serta sejumlah LSM.(ftr/bch)

Berita Terkait