ITS News

Sabtu, 28 September 2024
15 Maret 2005, 12:03

YOHANES SURYA: PENGAJARAN FISIKA HARUS SEMENARIK MUNGKIN

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Pendidikan fisika di Indonesia belum ideal. Metode pengajarannya masih belum menarik. Siswa hanya diberikan teori saja tanpa disertai dengan eksperimen. Akibatnya banyak siswa yang kurang suka dengan pelajaran fisika. Padahal banyak kejadian sehari-hari yang secara tidak langsung dengan ilmu pengetahuan tersebut. " Mengajar fisika sebenarnya mudah, sebab banyak kejadian sehari-hari yang masih erat hubungannya dengan fisika," Jelas Prof. Yohanes Surya Ph.D, Presiden APhO (Asian Phisic Olimpiad) ini.

Menurut, Yohanes ketika ditemui di Auditorium Pasca Sarjana ITS, Kamis (22/4), ia memberi contoh bagaimana konsep fisika yang rumit bisa dijelaskan dengan mudah lewat analogi dengan peristiwa sehari-hari. Misalnya, tentang pembiasan cahaya. "Bayangkan ada seorang sopir truk ketika mengemudi di jalan raya. Karena mengantuk ia keluar dari jalan dan masuk ke sawah. Pasti lintasan truk itu akan membelok sedikit karena kecepatannya di jalan raya berbeda dengan di sawah. Demikian juga dengan cahaya, ia membias karena perbedaan kecepatan di lensa dan udara, "jelasnya.

Pengajaran Fisika, tambahnya, juga dipengaruhi kualitas guru yang mengajar. Para guru harus lebih banyak mengiikuti pelatihan untuk meningkatkan kualitasnya. Salah satu caranya yakni dengan lebih banyak membaca buku. Karena buku tentang fisika baik untuk guru maupun siswa sudah banyak beredar.

"Saya berharap banyak buku-buku mengenai fisika ini akan membantu para guru untuk menghadapi para muridnya," terang tokoh Fisika Indonesia yang meraih gelar PhD dengan nilai sempurna 4,00 yang juga akan membuat buku untuk guru sedangkan buku pelajaran Fisika dan komik telah diterbitkan.

Selain itu, lanjut Johanes, Fisika merupakan ilmu yang berkaitan erat dengan bidang pengetahuan lainnya, mulai dari Arkeologi hingga Astronomi. Untuk bidang arkeologi dengan bantuan Fisika Radioaktif dapat menghitung umur suatu benda lewat peluruhan radioaktif."Kalau dibidang Astronomi Fisika diterapkan untuk menghitung jarak bintang dan umur alam semesta. Meski masih perhitungan secara teori namun hal ini banyak membantu para ilmuwan, "jelas alumni Jurusan Fisika UI.

Disamping itu, Yohanes juga menyinggung tentang Ekonofisika, bidang baru yang membahas aplikasi hukum Fisika di bidang Ekonomi." Misalnya kita menganalisis pertumbuhan ekonomi, kita bisa menganalisanya dengan hukum Kekekalan Energi. Growth (pertumbuhan Ekonomi) dimisalkan sebagai energi Kinetik (energi gerak benda ) sedang potensi alam dimisalkan Energi Potensial,"tutur pengajar tim olimpiade fisika Indonesia (rif/rom)

Berita Terkait