Seminar dan Simposium Nasional Fisika diadakan di ITS pada hari Sabtu (23/4) hingga Minggu (24/4). Disamping termasuk program kerja Himpunan Mahasiswa Fisika (Himasika). Tujuan mengadakan acara tersebut untuk mengangkat minat mahasiswa Fisika untuk tampil, menulis serta berkarya dan juga untuk menunjukan eksistensi himpunan, jurusan, serta mahasiswa Fisika secara nasional, khususnya ITS.
Hal ini ditegaskan oleh Erna, ketua panitia acara ini. “Selain untuk menujukan eksistensi dan mengangkat minat, acara ini juga bisa menggali potensi yang terdapat pada mahasiswa Fisika, khususnya yang di ITS,” ujarnya.
Sebagai tuan rumah simposium nasional, tentu saja publikasi pada mahasiswa ITS lebih dulu daripada publikasi keluar. Mestinya, mahasiswa ITS juga yang lebih banyak mengajukan makalah. Namun ITS hanya mampu berpartisipasi dengan delapan dari 30 makalah. Lain halnya dengan ITB, mahasiswa dari perguruan tinggi terkemuka dari Bandung tersebut mampu mengajukan 18 makalah, lebih dari 50 persen dari jumlah seluruhnya, 30 makalah.
Mengapa bisa terjadi hal demikian? Mahasiswi Fisika angkatan 2002 ini mengatakan, “Hal itu mungkin karena ITS kali ini sebagai tuan rumah, makanya kosentrasi sebagian dari kami terbagi dua, ada yang sebagai panitia, ada yang jadi pemakalah. Disamping itu, kultur menulis dan meneliti yang berbeda juga mempengaruhi.”
Pemakalah lain datang dari universtas yang dulunya institusi keguruan, diantaranya dari Universitas Negeri Jogjakarta dua orang. Universitas Negeri Malang, Universitas Negeri Padang, dan Universitas Mataram masing-masing satu orang.
Sekitar 150 peserta dari 17 perguruan tinggi di Indonesia meramaikan acara ini. Bahkan peserta ada yang sudah hadir sehari sebelumnya. Mereka disediakan penginapan di Asrama Haji Sukolilo. Di sana, mereka tidak hanya menunggu acara pada esok harinya, tetapi juga diadakan forum Himpunan Mahasiswa Fisika Indonesia yang ketuanya dari ITS, Syamsul Arifin. Di tempat tersebut, disosialisasikan tentang rencana lokakarya pendidikan pada Mei nanti. (mac/tov)
Kampus ITS, Opini — Tamu baru telah hadir mengetuk setiap pintu rumah, ialah 2025. Seluruh dunia menyambutnya dengan penuh
Kampus ITS, Opini — Pemerintah berencana menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari sebelas persen menjadi 12 persen mulai
Kampus ITS, ITS News — Metode pengusiran hama konvensional menggunakan kaleng tidak lagi relevan dan optimal. Merespons permasalahan tersebut,
Kampus ITS, ITS News — Panel surya yang umumnya diletakkan di bagian atap bangunan menyebabkan posisinya sulit dijangkau untuk dibersihkan.