ITS News

Sabtu, 21 Desember 2024
25 April 2005, 13:04

ITS Tandatangani Kerja Sama Entas Kemiskinan

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Dikatakan Syaifullah Yusuf, kerja sama dengan ITS merupakan bagian dalam upaya mempercepat pengurangan jumlah masyarakat miskin dan daerah tertinggal. “Kami telah melakukan mapping atau pemetaan di seluruh Indonesia agar upaya untuk melakukan pembangunan daerah tertinggal tepat sasaran,” katanya. Ini dilakukan, katanya menambahkan, karena masing-masing daerah tertinggal memiliki karakteristik tertentu dan punya masalah yang berbeda-beda. “Harapannya kerja sama dengan ITS akan mampu segera mengentas daerah tertinggal melalui pemberdayaan masyarakat dengan pendekatan teknologi,” katanya.

Menteri juga mengungkapkan, ia telah membuat program lima tahunan dalam bentuk pembangunan sarana dan prasarana atau infrastruktur di daerah tertinggal yang menelan biaya menurut hitungan Bappenas sekitar Rp 20 triliun. “Tapi saat ini kepastian berapa besar dananya masih dalam tahap perhitungan,” katanya. Diungkapkan Syaifullah Yusuf, saat ini jumlah daerah tertinggal di Indonesia mencapai angka 199 daerah kabupaten, dengan rincian masing-masing 62 persen berada di wilayah Indonesia Timur dengan total 123 kabupaten, 29% berada di Sumatera atau 58 wilayah kabupaten, dan sisanya 9 persen atau 18 kabupaten berada di Jawa dan Bali. ”Melalui bentuk kerja sama dengan kampus-kampus, dalam hal ini ITS, diharapkan dalam waktu dekat jumlah kabupaten yang termasuk dalam kategori tertinggal dapat berkurang. Kami yakin melalui pemanfaatan teknologi hal itu dapat diatasi,” katanya.

Ada beberapa faktor, kata menteri menambahkan, yang menyebabkan suatu daerah itu tertinggal, diantaranya yang berkait dengan kerja sama ITS adalah terhadap penguasaan teknologi. Usai penandatanganan MoU, menteri sempat melihat-lihat beberapa produk unggulan industri kecil hasil binaan dan pengembangan ITS.

Kualat
Sementara Rektor ITS dalam sambutannya mengatakan, persoalan mengentas kemiskinan atau daerah tertinggal memang sangat erat kaitannya dengan teknologi, karena itu ITS akan berupaya untuk bersama-sama ikut melakukan pengentasan itu. ITS punya sumber daya teknologi yang telah dikembangkan untuk mengentas kemiskinan dan daerah tertinggal. ”Saya selalu mengingatkan kepada teman-teman agar dalam urusan mengentas kemiskinan jangan sampai menggunakan kesempatan ini untuk mencari keuntungan atau kekayaan, karena jika itu yang dilakukan ITS akan kualat,” katanya.

Dikatakannya, melalui bentuk kerja sama ini diharapkan ITS bersama-sama kantor Kementerian Pembangunan daerah Tertinggal dapat menciptakan teknologi-teknologi yang tepat, perencanaan SDM yang kuat serta penataan yang baik dalam upaya mengentas masyarakat di daerah tertinggal. ”Terus terang saja ITS tidak ingin kualat, karena itu ITS akan menjadikan kerja sama ini bagian dari ibadah, perjuangan, membangun solidaritas, dan bukan dijadikan ladang bisnis. Tidak etislah kiranya jika karena menangani orang-orang miskin kita kemudian jadi kaya,” katanya.

Mengutip ahli hikmah, rektor mengatakan soal garuk-menggaruk atau urusan mengentas kemiskinan memang hanya bisa diatasi oleh orangnya sendiri, meski begitu ITS yang memiliki kemampuan di bidang teknologi, harus bisa memberikan kontribusi kepada masyarakat tertinggal, tentang kemudian bagaimana bentuk dan wujud teknologinya, akan diserahkan kepada masyarakat setempat. (humas/bch)

Berita Terkait