ITS News

Senin, 30 September 2024
16 Mei 2005, 16:05

Robot Surabaya Taklukan Jakarta

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Robot Jakarta yang pada babak penyisihan Kontes Robot Indonesia (KRI) 2005 mulai unjuk gigi, akhirnya berguguran di babak penyisihan ketiga, hanya Maximum Balance dari Universitas Indonesia (UI) yang mampu menembus babak perempat final hingga final, namun akhirnya harus gigit jari setelah ditaklukan juara KRI tahun 2004 yaitu Politeknik Negeri Surabaya dengan robotnya yang bernama ASKAF-i, pada babak final KRI 2005 di Balairung UI Depok, kemarin.

Dengan mengantongi nilai empat puluh delapan, akhirnya tim yang terdiri dari Sigit Hardhiyono, Kristian Ari Prasetyo dan Fuad Hasan berhak mewakili Indonesia dalam kontes robot internasional, Robocon 2005, pada bulan Agustus 2005 di Beijing Cina. Menurut anggota tim inti ASKAF-i Kristian Ari Prasetyo, robot yang hanya dibuat hanya dalam tempo tiga bulan itu, kemungkinan akan ada beberapa perubahan untuk membuat lebih cepat. "Di kontes internasional kecepatan dan keseimbangannya cukup tinggi, juga tim-tim dari negera Asia Pasifik lebih kuat,jadi kami harus memperhatikan itu,"katanya sambil menyambut lega kemenangan itu.

Di arena kontes suasana tegang sangat terasa saat memasuki babak final, semua seperti menahan nafas saat peluit dibunyikan. Beberapa detik setelah peluit berbunyi, Askaf-i langsung bergerak, Robot utama langsung meluncur menuju lini tengah dan memuntahkan lima bola ke main torch yang sedang berputar, sementara robot manual diluar arena bergerak cepat mengeruk dan melemparkan tiga belas bola ke fuel disk yang terletak di empat sudut arena, dan yang paling menegangkan saat tembakan terakhir dari sepuluh bola oleh robot di lini pinggir ke arah outer torch, bergemuruhlah tepuk tangan, disusul sujud syukur yang dilakukan Sigit Hardhiyono, dan teriakan kencang dari Kristiani Ari Prasetyo sambil membaringkan diri. Sang juara kembali juara.

Sementara, kegagalan dialami oleh Maximum Balance (MB) dari UI, robot yang mendapat nilai 10 poin saat menghadapi Free Hg dari Politeknik Caltex Riau di semifinal, robot utamanya mendadak mati di depan main torch, yang membuat tim MB meminta re-try kepada wasit. Sementara robot di lini pinggir hanya mampu menembakan lima bola ke outer torch, dan nahasnya robot manual hanya memasukan satu bola ke fuel disk, MB hanya mampu mengantongi nilai enam poin.

KRI akhirnya menjadikan Politeknik Negeri Surabaya sebagai juara bertahan kontes robot, dan berhak memboyong kembali piala bergilir Mendiknas, dan UI menjadi juara kedua. Sementara pemenang desain inovasi terbaik direbut oleh Prisma dari Politeknik Negeri Bandung, pemenang kategori tim dengan spirit terbaik direbut Free Hg dari Politeknik Caltex Riau dan kategori tim dengan penampilan terbaik direbut oleh Nusantara dari Institut Teknologi Bandung (ITB).

Sementara di arena Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI), robot Jakarta hanya mampu merebut juara kategori tim dengan desain paling ekonomis yang direbut oleh Marisa dari Universitas Indonesia. Marisa yang pada first trial bermain cantik dengan sekali meniup lilin hingga nyala api lilin mati, akhirnya kandas dan hanya mampu merebut juara kategori.

Kontes ini sendiri ditutup oleh Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Depdiknas Suryo Sumantri Brojonegoro dan menyerahkan piala kepada para pemenang. Suryo berharap, juara KRI kali ini dapat membawa nama baik bangsa Indonesia di kontes Internasional. "Kalau pada tahun lalu kalah, sekarang saya berharap besar tim juara kali ini dapat membuktikan lebih dari yang ditampilkan saat ini,"katanya.

Dalam kesempatan tersebut Suryo juga mengatakan, bahwa penyelenggaraan KRI berikutnya akan kembali diselenggarakan di Universitas Indonesia. "Dengan alasan, UI berhasil menjadi panitia yang baik dengan menyelenggarakan kontes dengan sukses,"katanya.

Kemenangan Politeknik Negeri Surabaya disambut gembira oleh para pendukungnya yang duduk di balkon atas, sambil menyanyikan lagu Suarabaya dan bergema ucapan "Terima kasih Jakarta" dari para pendukung ASKAF-i. (mkh)

Berita Terkait