ITS News

Senin, 30 September 2024
21 Juni 2005, 16:06

SPMB, Saat Mahasiswa Meraih Rejeki

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Graha ITS pada hari pertama pembelian formulir SPMB 2005 tampak dipadati para calon mahasiswa baru. Tidak hanya para pendaftar dan pengantar, para pedagang kaki lima (PKL) pun turut meramaikan pendaftaran Selasa (21/6) kemarin.

Mereka melihat kesempatan memperoleh rejeki dengan berjualan di sekitar graha. Para PKL itu menjual berbagai jenis makanan dan minuman, buku dan alat tulis. Tohir salah satunya. Pemuda yang tinggal di daerah Wonokromo itu menjual buku-buku latihan soal SPMB 2005. Selain itu dia juga menawarkan pensil 2B, penghapus dan lem. Mengenai dagangannya, dia mengaku mendapat tawaran dari bosnya. "Barang-barang ini saya ambil dari bos, setelah ada tawaran dari dia (bos,-red),” terang pemuda yang biasanya berdagang parfum itu. Sama seperti pedagang yang lain, harga buku yang dijual berkisar antara lima belas ribu rupiah hingga dua puluh ribu rupiah.

Namun, selain orang asing yang berjualan di sekitar graha ITS, beberapa mahasiswa ITS terlihat sedang menjaga barang dagangan. Mereka adalah anggota Kopma dr. Angka ITS. Sama seperti PKL lain, mereka menawarkan barang dagangannya dengan menggelarnya di atas tikar di lantai depan graha. “Ini tadi dadakan sih,” ujar Luluk yang sedang menjaga dagangannya.

Menurut mahasiswa Teknik Industri 2003 ini, barang dagangannya diambil langsung dari kopma, seperti sticker, tas, gantungan kunci dan alat tulis. Ditanya soal harga, mereka mengaku harga barangnya sedikit diatas harga di kopma. “Cuma itu laba usahanya,” imbuh Alimun yang membantu jaga. Usaha serupa juga dilakukan oleh BEM FTI, hanya bedanya mereka menempatkan barang dagangannya diatas sebuah meja.

Selain berdagang, usaha parkir juga ada disana. Usaha itu dilakukan oleh tukang perkir Fakultas Teknologi Informasi (FTIf). Mereka menggunakan tempat parkir sepeda motor FTIf untuk usahanya itu. Dengan memberikan karcis, mereka mengaku tarifnya sukarela. “Tarifnya tidak dipatok, sukarela dari mereka,” ujar salah seorang penjaga parkir. Metodenya sama seperti biasa, yaitu dengan menunjukkan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) ketika keluar.

Akan tetapi hal yang berlawanan dikemukakan oleh Prawito dan Sunari, satpam yang menjaga tempat parkir sepeda motor di sekitar Graha ITS. “Disini gratis, sebab ini instruksi dari pusat. Disana (FTIf,-red) bayar, mestinya tidak boleh itu,” terang Prawito. Selain itu, mereka sempat sedikit menceritakan susahnya menjadi satpam untuk juru parkir. Tidak beda dengan sepeda motor, pengemudi mobil juga disuruh menunjukkan STNK ketika keluar. (ech/rin)

Berita Terkait