ITS News

Minggu, 29 September 2024
11 Agustus 2005, 14:08

ITS Bantu Teknologi Pengeringan Ikan di Kenjeran

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Dipandu Ir Daniel Mohammad Rosyid PhD dari Fakultas Teknologi Kelautan ITS, belasan pejabat dari Dinas Tata Kota, Dinas Pariwisata, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kebersihan, Koarmatim bersama tokoh masyarakat Kenjeran, Lurah Sukolilo dan Walhi (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) awalnya mencoba menemukan akar permasalahan yang terjadi di kawasan kenjeran. Dengan latar belakang mereka yang berbeda, permasalahan yang mereka temui pun sangat beragam. Bahkan tak ayal sempat terjadi perbedaan pendapat diantara mereka.

Seperti saat Lurah Sukolilo, Heri Sartono mengungkapkan bahwa masalah terpenting di kawasan ini adalah kebiasaan masyarakat yang mengeringkan ikan di depan rumahnya hingga memakan badan jalan. “Dulu kan dibangunkan jalan yang lebih lebar menuju ke Kenjeran, akses jalan pun jadi mudah. Tapi kini semakin menyempit karena banyak masyarakat yang mepe ikan di jalan. Jalan pun semakin sempit dan pemandangan menjadi kotor,” papar pria berbaju dinas ini. Heri menambahkan, dengan membangun lahan pengeringan ikan tersendiri akan membuat masyarakat tidak lagi mengeringkan ikan seenaknya, akses jalan pun menjadi mudah dan investor akan datang.

Namun, harapan Heri ini tidak disetujui H Anas Zamzami. Warga Kelurahan Kenjeran ini mengungkapkan bahwa tempat pengeringan ikan sudah pernah dibuat sebelumnnya. Tapi, karena jarak yang cukup jauh menyebabkan masyarakat enggan membawa ikannya kesana. Hal senada juga diiyakan oleh salah satu pejabat dari Dinas Tata Kota Surabaya bahwa untuk membuat tempat pengeringan ikan dibutuhkan dana yang sangat besar. Belum lagi permasalahan lahan yang sempit dan tidak mungkin dilakukannya pengurukan lahan mengingat dana yang juga sangat besar.

Setelah melalui diskusi panjang, akhirnya seluruh peserta sepakat bahwa pembangunan tempat pengeringan ikan akan mengurangi kekumuhan di kawasan Kenjeran. Dengan terjaganya kebersihan disana maka sektor pariwisata yang menjadi ikon pantai kenjeran pun turut berkembang. Permasalahan yang timbul kemudian adalah bagaimana membuat tempat pengeringan ikan berteknologi tepat guna, murah dan tidak banyak mermakan lahan.

"Ini merupakan tantangan bagi ITS untuk membuat teknologi pengeringan ikan yang hemat lahan," ujar Daniel saat ditemui usai diskusi di lantai 2 Perpustakaan ITS ini. Mantan Pembantu Rektor IV ITS ini pun mengaku telah memiliki gambaran bahwa proses pengeringan ikan tersebut akan memanfaatkan tenaga angin dan matahari. Mengenai permasalahan lahan yang sempit, diupayakan membuat wadah pengeringan ikan yang dapat bergerak searah dengan matahari sehingga penyerapan panas pun dapat maksimal. "Kedepannya, kalau memang diinginkan melakukan pengeringan pada malam hari bisa juga dipakai sel surya untuk menyimpan energi matahari di siang harinya, tapi yang ini agak mahal," papar pria setengah baya ini.

Selain menggarap tempat pengeringan ikan, proyek ini juga akan mencakup bidang pendidikan, pengembangan ketrampilan dan kecakapan hidup berikut pembangunan infrastruktur yang ada. "Untuk itulah kami mengumpulkan berbagai dinas dan lembaga di Surabaya untuk memberikan kontribusi dalam proyek ini baik dana maupun tenaga," ujar Daniel. Pembahasan lebih matang, ungkapnya, akan dilakukan dalam beberapa minggu kedepan. (ftr/rin)

Berita Terkait