ITS News

Minggu, 29 September 2024
24 Agustus 2005, 15:08

Jangan Permalukan ITS dan Indonesia

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Pertukaran mahasiswa ITS-Kobe University 2005 (Student Exchange Programme ITS-KU 2005) diikuti 12 mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang berpredikat sebagai mahasiswa berprestasi (Mawapres) tingkat fakultas dan tingkat institut. Mereka pagi ini berpamitan kepada Rektor ITS Prof Muh Nuh DEA, di ruang rektor, gedung rektorat lantai 2, kedua belas mahasiswa bersama tiga orang dosen pendamping, diantaranya adalah Ir Hari Prastowo dan Dra Dian Saptarini yang akan mendampingi para mahasiswa selama kunjungan berlangsung. Sedangkan satu orang dosen pendamping lainnya, Ir Ketut Buda, akan menjadi penanggung jawab kegiatan yang berhubungan langsung dengan pihak Kobe, Jepang.

"Acara pamitan ini memang lebih awal dari jadwal keberangkatan, karena hari ini Pak Rektor dijadwalkan akan segera berangkat ke Cina. Jadi, sebelum beliau berangkat ke Cina kami mengusahakan agar dapat berpamitan dulu," ujar Ketut. Pada kesempatan itu, beberapa mahasiswa menyampaikan perkembangan kegiatan dan persiapan yang telah dilakukan. Termasuk berbagai macam souvenir yang diperuntukkan bagi Kobe University, laboratorium yang akan dikunjungi, dan beberapa profesor yang akan memberikan kuliah selama dua minggu di Jepang.

"Untuk pertunjukan budaya pada acara welcome party di sana nanti, kami menyiapkan dua tarian yaitu Remo dan Lenggang Surabaya. Selain itu, kami juga akan menampilkan lagu Bengawan Solo yang diiringi permainan angklung dari teman-teman," kata Nurkholis. Pertunjukan lain yang akan menjadi persembahan ITS di Kobe University adalah seni bela diri dari Jepang yaitu Jujitsu.

Sementara itu, Nuh menyatakan kebanggaannya dengan tidak henti-hentinya mengucapkan selamat kepada 12 mahasiswa yang hadir. Tak lupa Nuh menyampaikan sedikit pesan bagi semua mahasiswa dan dosen pendamping yang hadir pagi ini. "Keberangkatan kali ini tidak hanya untuk mempererat ITS dengan Kobe University. Tapi lebih dari itu, pertukaran mahasiswa kali ini membawa misi yang lebih besar yaitu untuk mempererat hubungan baik antara dua bangsa, Indonesia-Jepang," tutur Nuh.

Nuh juga berpesan agar semua mahasiswa yang menjadi duta ITS ini tidak mempermalukan ITS, terlebih Indonesia selama berada di Jepang. "Pesan saya, janganlah anda melakukan hal-hal yang bisa mempermalukan ITS dan lebih lagi mempermalukan Indonesia. Kalau orang Jawa bilang, Ngisin-isini," ujar Nuh. Dikatakannya, tiga hal yang bisa membuat malu yaitu komunikasi, personality, dan appearance.

"Komunikasi sendiri meliputi bahasa, isi komunikasi dan etika kita saat berkomunikasi. Jika kita ingin bicara soal bencana, maka kita harus benar-benar paham tentang bencana yang akan kita bicarakan," kata Nuh. Sedangkan dalam etika berkomunikasi, Nuh tak lupa mengingatkan. "Kalau bicara ya biasa saja, tidak usah sambil nunjuk-nunjuk kesana kemari," tambah Nuh.

Dalam hal personality dan appearance atau penampilan, Nuh mengingatkan agar mahasiswa ITS dapat menjaga perilaku, sopan santun, dan tidak menyepelekan penampilan. "Meskipun bukan baju baru, tapi kan paling tidak kelihatan rapi," pesan Nuh. Terakhir Nuh menyampaikan kepada seluruh mahasiswa agar tidak terlalu memikirkan masalah biaya. "Kebutuhan anda selama di sana sudah ditanggung oleh pihak Jepang dan untuk kebutuhan biaya selama persiapan, ITS akan mengusahakan dana dari IKOMA dan donatur yang telah menyatakan kesediannya pada acara Dies Natalis ITS ke-44 kemarin," tutur Nuh. (sep/rin)

Berita Terkait