ITS News

Senin, 30 September 2024
13 September 2005, 14:09

Maunya Bedah Rumah, Malah Jadi Bedah Balai Pendidikan

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Itulah yang dilakukan Jurusan Arsitektur ITS dalam serangkaian acara memperingati Dies Natalis ke-40 Jurusan Arsitektur ITS, Senin (12/9) siang. ”Awalnya memang kami ingin melakukan bedah rumah salah satu warga yang tidak mampu di Semampir, tapi ternyata yang kami temui malah sebuah bangunan yang biasa digunakan untuk belajar anak-anak dalam keadaan reyot dan mengenaskan, maka jadilah rencana awal itu kemudian dialihkan untuk membangun balai pendidikan ini,” kata Ketua Jurusan Arsitektur ITS, Dr Ing Ir Bambang Soemardiono, sesaat sebelum meresmikan penggunaan balai pendidikan yang baru selesai direnovasi itu.

Dikatakan Bambang, ide melakukan bedah rumah memang bukan semata-mata untuk menuangkan ide dan gagasan bagaimana mengubah rumah dari tidak layak huni menjadi layak, tapi lebih pada bagaimana para mahasiswa dan dosen juga peka terhadap lingkungan yang ada di sekitarnya, karena itu acara ini lebih menitikberatkan kepada kepedulian Jurusan Arsitektur ITS dengan lingkungannya. ”Kami ingin berbagai ilmu sekaligus membangun kepedulian dengan masyarakat di lingkungan kampus,” katanya.

Karena itu pula, katanya menambahkan, berkait dengan peresmian penggunaan balai pendidikan yang telah selesai direnovasi, mahasiswa juga melakukan bakti sosial di daerah ini. ”Mereka membagi-bagikan buku dan peralatan sekolah kepada semua siswa yang tergabung didalam sanggar itu, dan memberikan paket makanan bergizi selama tiga hari bagi orang tua dan balita di sini,” kata Bambang.

Diungkapkan Bambang, memang pada saat awal survei pihaknya ingin melakukan renovasi terhadap salah satu rumah penduduk miskin, tapi ternyata yang lebih mengenaskan lagi adalah balai pendidikan atau sanggar yang tiap hari digunakan anak-anak untuk belajar. ”Sanggar ini memprihatinkan, karena memang tidak ada pemiliknya sehingga tidak dirawat. Padahal fungsi dan manfaatnya cukup besar untuk membangun generasi penerus. Atas dasar itulah maka rencana awal itu kami alihkan,” katanya.

Sementara itu, PD III FTSP Ir Imam Prajogo mengatakan, ia merasa sangat bersyukur dengan keterlibatan jurusan dan mahasiswa didalam ikut peduli terhadap lingkungan disekitar kampus. ”Mudah-mudahan kerja sama antara perguruan tinggi, kalangan industri dalam hal ini pihak PT Internit Gresik tidak hanya berkait dengan nilai-nilai komersial dan sosial, tapi juga ada transfer ilmu dan teknologi bagi mahasiswa kami,” katanya.

Senada dengan Imam, Manajer Pemasaran PT Internit Gresik, M Yusuf mengatakan, keikutsertaannya dalam acara bedah rumah ini merupakan wujud dari kepedulian kalangan industri kepada masyarakat dan perguruan tinggi. Yusuf mengungkapkan alasan perusahaannya ikut berperan didalam kegiatan itu. Ia ingin mengenalkan bahan alternatif pembuatan rumah yang ramah lingkungan. ”Kami yakin kalau masyarakat dan mahasiswa sudah merasakan kelebihan menggunakan bahan alternatif, ke depan mereka akan lebih tertarik lagi menggunakan produk kami,” katanya setengah berpromosi.

Tak hanya itu, pengelola Balai Pendidikan Sanggar Jogo Kali pun turut gembira. Wildi Sulthon, seorang pendiri sanggar mengatakan, ia sangat berterima kasih atas kepedulian Jurusan Arsitektur ITS yang mau merenovasi tempat belajar anak asuhnya menjadi tempat yang lebih layak ”Sejak didirikan tahun 1999 atas swadaya para mahasiswa ITS, balai pendidikan ini memang dibangun seadanya, yang penting bisa menjadi sarana belajar anak-anak agar memperoleh prestasi terbaik di sekolahnya,” katanya.

Wildi yang didampingi Septa Erikprabawa, manajer balai pendidikan saat ini menambahkan, dari berbagai kendala yang dihadapi mereka saat ini, soal tempat kini sudah teratasi dan terlihat lebih layak dibanding sebelumnya. ”Kami kini tinggal menunggu uluran dari para dermawan tentang sarana dan fasilitas belajar atau pendidikan lainnya. Dari jumlah siswa sebanyak 40 orang terdiri dari berbagai jenjang pendidikan hingga SMP, kami sangat membutuhkan alat belajar seperti buku, majalah dan lainnya,” katanya.

Baik Wildi maupun Septa berharap dengan adanya kepedulian dari Jurusan Arsitektur ITS, akan ada banyak lagi bantuan serupa dalam wujud lain bagi keberlangsungan balai pendidikan ini. ”Kami sangat mengharapkan uluran tangan bukan saja dari ITS, tapi juga masyarakat luas. Mudah-mudahan langkah awal atau sumbangan pertama yang kami terima dalam bentuk renovasi balai pendidikan ini akan diikuti dengan kepedulian-kepedulian lainnya,” pungkas Septa. (Humas/tov)

Berita Terkait