ITS News

Minggu, 29 September 2024
09 Oktober 2005, 13:10

Banyak Membaca, Permudah Penulisan Karya Ilmiah

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Di depan puluhan mahasiswa Teknik Lingkungan siang itu (8/10), Dr Ir Widya Utama DEA memaparkan pentingnya banyak membaca untuk mempermudah penulisan karya ilmiah. “Dalam penulisan karya ilmiah, banyak baca itu harus. Mahasiswa yang sering baca buku-buku dan jurnal maka telaah pustakanya akan kaya. Banyak referensi yang diambilnya, dan jarang dijumpai referensi yang sama. Itu lebih bagus,” paparnya saat menjelaskan materi Penulisan Telaah Pustaka.

Widya kemudian menunjukkan telaah pustaka salah satu mahasiswa dari jurusan Teknik Lingkungan yang bertema pemanfaatan eceng gondok sebagai pakan ternak melalui layar proyektor. Ia mengajak peserta melihat apakah salah satu referensi yang dipakai mahasiswa tersebut banyak dipakai dalam semua paragraf. Ia pun menekan task bar search pada komputer. Dan hasilnya, pengarang tersebut tidak dipakai lagi dalam penjelasan kata kunci lainnya. Ketua Multimedia ITS ini pun memuji karya tulis tersebut.

Dengan banyak membaca, imbuh Widya, seseorang bahkan bisa melakukan eksperimen hanya di dalam kepalanya.“Ini karena dia sudah mengetahui banyak hal tentang apa yang akan dikerjakannya. Eksperimen pun dapat dilakukannya dengan mudah hanya di kepala. Memikirkan dan meramunya dengan mudah, tinggal separuh jalan karya tulisnya rampung,” ujar alumnus ITB ini.

Keuntungan selanjutnya yang akan didapat dengan banyak membaca adalah menghindari penelitian yang pernah dilakukan orang lain. Sehingga mahasiswa tersebut tidak akan di cap sebagai plagiator. Disaat itu, ujar Widya, mahasiswa tidak akan dapat memberi alasan tidak tahu atau belum membaca karya tulis tersebut.

Pentingnya membaca juga diiyakan oleh Dewi Dwiriant MEng yang menyampaikan materi Penulisan Bab Pendahuluan. “Dengan banyak membaca, anda akan dapat mengeliminir kesalahan dalam penulisan maupun penelitian. Anda juga dapat belajar dari penelitian orang lain, kesalahan-kesalahan dalam penelitian tersebut biasa ditulis dalam saran,” papar dosen TKK (Team Konsultasi Kemahasiswaan) jurusan Teknik Lingkungan ITS ini.

Selain banyak membaca, Dewi juga menyarankan agar mahasiswa yang telah menemukan ide penulisan segera mencari dosen pembimbing yang tepat. Sehingga akan ada second opinion terhadap idenya tersebut. Dosen Kimia Lingkungan ini kemudian meegaskan bahwa memilih dosen pembimbing bukan berarti sok pilih-pilih, tapi akan lebih mudah berkonsultasi dengan orang yang mudah diajak berkomunikasi. “Misalnya anda suka sama Pak Adi (salah satu dosen Teknik Lingkungan ITS,-Red), ya pilih saja. Kalau anda cinta dengan beliau, kan konsultasinya jadi lebih enak,” paparnya yang disambut tawa seluruh peserta.

Berkonsultasi dengan dosen ternyata akan mempermudah pemahaman materi yang akan digunakan dalam penulisan karya ilmiah. “Jangan salah loh, konsultasi dengan dosen itu penting. Kalau anda belajar buku Metcalf-Eddy ataupun Tobanoglos yang tebel itu pasti pusing dan nggak selesai-selesai. Kalau dengan dosen, hanya butuh paling dua jam untuk transfer materi yang anda inginkan,” ujar wanita yang saat itu mengenakan baju dan jilbab merah muda. (ftr/rin)

Berita Terkait