ITS News

Minggu, 29 September 2024
08 Desember 2005, 17:12

Talk Show HIV AIDS di Kantin Pusat

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Talk show ini merupakan rangkaian acara yang diadakan oleh Kopenza untuk memperingati Hari AIDS. Setelah sebelumnya pada tanggal 1 Desember 2005, Kopenza mengadakan acara pembagian pita berwarna merah yang ditempel di dada sebelah kiri kepada pengunjung Kantin Pusat ITS. Hal tersebut dilakukan untuk menunjukkan kepedulian kepada para penderita HIV AIDS.

Acara talk show diawali dengan kemunculan MC sekaligus moderator kocak yang saat itu tampil funky dengan rambut highlight berwarna coklat muda, Suud. Pertama dia menjelaskan tentang Kopenza yang masih termasuk komunitas baru di ITS. Kopenza merupakan suatu lembaga di ITS yang memusatkan kepedulian pada HIV AIDS dan NAPZA. Lembaga yang beranggotakan mahasiswa ITS dari berbagai jurusan ini baru dibentuk sekitar bulan April-Mei. Oleh karena itu, komunitas yang berencana dijadikan UK ini masih belum mempunyai ruangan sendiri untuk kegiatannya sehingga mereka masih menjadi satu dengan UK Pramuka.

Acara dilanjutkan dengan penampilan teatrikal dari Kopenza, menampilkan seorang laki-laki yang bertelanjang dada menampakkan mimik muka yang sedih dan penuh rasa penyesalan. Dia merasakan penderitaan yang sangat hebat dan akhirnya dia pun roboh. Penampilan tersebut diiringi dengan pembacaan puisi, menyatakan penderitaan laki-laki yang berperan sebagai penderita AIDS itu. Penampilan teatrikal tersebut menggambarkan betapa menderitanya seorang penderita HIV AIDS, yang menyesal setelah mengidap penyakit tersebut.

Usai Sambutan ketua panitia, Diikuti dengan acara games yang membagikan hadiah berupa kaos. Kaos tersebut sama seperti yang dipakai oleh sekitar 1500 simpatisan HIV AIDS saat melakukan long march dari Taman Bungkul saat memperingati Hari AIDS 1 Desember minggu yang lalu. Ada dua orang peserta pria yang maju untuk mengikuti games, yaitu Frans (Teknik Geodesi ’04) dan Tejo.

Oleh Suud, mereka berdua disuruh untuk berteriak “yes” sambil mengepalkan tangan ke atas dilanjutkan dengan mengucapkan “Kopenza OK OK” sambil menggoyangkan pinggul dan tangan masih terkepal di atas. Dua orang tersebut melakukannya tanpa malu-malu dan membuat semua yang hadir di kantin pusat tertawa. Pemenang dari games ini adalah Tejo yang ditentukan dengan tepuk tangan dari penonton. Menang maupun kalah keduanya tetap mendapat hadiah berupa kaos.

Masuk pada acara inti yaitu acara Talk Show tentang Meneropong Fenomena HIV AIDS Hari Ini dan Esok. Menghadirkan empat orang pembicara, yaitu dr Ary, konsultan HIV AIDS, Dwi Etika Sari, Putri Kesehatan Reproduksi (Kespro) Nasional 2004, Mustiko Aji Kabid Kemahasiswaan ITS yang peduli terhadap pergerakan anti NAPZA dan Ir Imam Prajogo, Pembantu Dekan III FTSP ITS selaku perwakilan dari pembantu raktor III ITS.

Dimulai dengan penjelasan dari dr Ary tentang fenomena HIV AIDS yang berkembang sangat cepat pada saat ini. Dokter yang baru menikah dua bulan yang lalu ini mengumpamakan HIV AIDS sebagai fenomena gunung es. HIV AIDS pada awalnya tidak menampakkan gejala, tetapi setelah meninggal baru diketahui bahwa orang tersebut menderita HIV AIDS.

Tentang AIDS di Jawa Timur, grafik penderita HIV AIDS semakin meningkat. Pada tahun ini berjumlah 715 penderita. Jumlah tersebut terbesar ketiga dalam lingkup nasional setelah Papua dan DKI Jakarta. Oleh karena itu dr Ary berpesan, “Daripada telat dan menyesal belakangan lebih baik mencegah di depan.”

Sementara itu, Dwi Etika, Putri Kespro ’04 yang merupakan anggota dari Indonesian Youth Partnership (IYP) memaparkan bahwa dirinya sedang berjuang agar pemerintah memberikan akses informasi yang baik tentang HIV AIDS kepada para remaja dan memasukkan pendidikan seksual dalam kurikulum sekolah. Pada bulan Mei lalu, IYP telah berangkat ke DPR untuk mengajukan UU tersebut dan sekarang masih diamandemen.

Mustiko Aji menyatakan dukungan terhadap terbentuknya Kopenza ini karena sejak semula pihak rektorat mengharapkan ada UK yang menangani masalah kepedulian terhadap HIV AIDS. Beliau mengharapkan agar Kopenza tidak hanya melakukan talk show dan menyebar pamfllet tetapi juga harus menumbuhkan kesadaran pada tiap individu untuk memperbaiki diri sendiri. Beliau juga berpesan agar mahasiswa ITS selain pintar juga harus sehat jasmani dan rohani. Ucapan Mustiko Aji ini senada dengan Imam Prajogo.

Sebelum sesi tanya jawab diadakan games lagi tapi khusus diikuti oleh peserta wanita, hadiah yang disediakan sama dengan hadiah bagi peserta pria yaitu berupa kaos. Setelah games, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Penonton yang hadir di kantin pusat pada awalnya malu-malu untuk bertanya, tetapi saat acara hampir selesai penonton berebut untuk bertanya. Setiap penanya mendapatkan sebuah poster kampanye HIV AIDS. Acara talk show berakhir pada pukul 13.00 WIB setelah semua pertanyaan dijawab oleh pembicara. (m7/tov)

Berita Terkait