Suasana sedih, haru hingga tangis mewarnai Masjid Manarul Ilmi pada Minggu pagi (25/12). Ternyata, puluhan mahasiswa ITS ini mengikuti acara Sunday Morning Spirit (SMS) yang tiap rutin seminggu diadakan oleh Jamaah Masjid Manarul Ilmi (JMMI) ITS. Kali ini mengangkat tema memperingati setahun tragedy Tsunami Aceh. TEma yang dipilih tampaknya mampu membawa peserta untuk mengenang kembali musibah yang genap setahun berlalu itu.
Mengundang pembicara Ustadz Ahmad Arqom, puluhan mahasiswa ITS yang memadati Masjid Manarul Ilmi menjadi tergugah untuk merasakan kelanjutan nasib saudara-saudara di Aceh. Apalagi acara yang dimulai sejak jam enam ini juga diwarnai tayangan kejadian yang menggemparkan dunia ini. Penderitaan yang rakyat Aceh alami pun dirasakan oleh peserta kajian, hingga membuat isak tangis.
Dalam musibah itu, kata ustadz yang akrab disapa Arqom ini, menceritakan bahwa banyak kejadian yang dialami saudara kita di Aceh yang menunjukkan keajaiban dari Allah. “Banyak tayangan berita di televisi yang mengisahkan bayak kejaiban Allah di sana,” papar trainer Trustco ini.
Salah satunya, lanjut Arqom, kesaksian dari pesantren Khuffadz yang selamat dari musibah Tsunami. Pesantren ini mengajarkan santrinya untuk hafal alQuran. “Ketika sampai kepada mereka (para santri – red) gelombang tsunami itu menjadi kecil lalu rata. Padahal letak pesantren itu di bibir pantai, dan seratus meter dari sana terdapat kawasan Pertamina yang luluh lantak dengan tanah,” papar Arqom panjang lebar. Hal itu menurut Arqom sangat menarik, dan patut dijadikan renungan bahwa Allah Maha Kuasa.
Dalam video itu pula diperlihatkan secara langsung beberapa warga Aceh yang selamat karena berada masuk ke dalam pesantren. “Masyarakat melompati pagar menuju kemari, lalu naik ke tempat wudlu,” ungkap Hasyim salah satu saksi yang selamat di tayangan itu. Terbukti memang, rekaman kamera dari dalam pesantren menunjukkan kejadian yang menunjukkan keajaiban Allah.
Selain menayangkan keajaiban itu, juga diperlihatkan salah salah satu perjalanan seorang bocah Aceh. Video itu diberi judul lebaran pertama tanpa ayah. “Ini lebaranku yang ke delapan, saat ini juga pertama kali aku mampu berpuasa penuh, dulu ayah menjanjikan akan memberikan sepeda jika aku mampu puasa penuh,” suara bocah terdengar pilu dari tayangan itu. Tapi, lanjut anak aceh ini, dirinya sedih bukan karena sepeda itu, bukan pula karena tidak punya baju baru, atau juga karena tidak bisa merayakan Idul fitri seperti teman-temannya dibelahan bumi lain. Namun, lebih karena ia teringat akan kenangannya bersama ayah yang kini tak dapat ditemuinya lagi. Tayangan mengharukan ini benar-benar menyulap suasana peserta menjadi saling menangis. Sangat mengharukan!
“Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk mereka, bisa dengan menghimpun harta, tenaga ataupun doa. Saya harap teman-teman JMMI bisa kembali menghimpun bantuan untuk mereka, tapi ingat salurkan melalui lembaga yang utuh. Dan jangan lupa teruslah berdoa,” pinta Arqom mengakhiri kegiatan SMS.(th@/asa)
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)
Kampus ITS, ITS News — Tim Spektronics dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali sukses mendulang juara 1 pada ajang
Kampus ITS, ITS News — Kurang meratanya sertifikasi halal pada bisnis makanan khususnya pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM),
Kampus ITS, ITS News — Perayaan Dies Natalis ke-64 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) telah mencapai puncaknya di Graha Sepuluh