ITS News

Senin, 30 September 2024
08 Januari 2006, 09:01

Formalin Dilarang, lalu Pengawet Apa yang Aman bagi Kesehatan?

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Kunyit Mampu Awetkan Tahu, Air Ki untuk Mi Basah

Pemerintah dan aparat tak cukup hanya melarang pengusaha mengawetkan makanan dengan formalin. Dr Ida Soeid MS, dosen Jurusan Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, punya solusi murah untuk menggantikan bahan yang berbahaya bagi tubuh itu.

SAAT ini, mungkin banyak produsen yang "tiarap" tidak menggunakan formalin sebagai pengawet makanan produksinya. Tapi, belum tentu di masa mendatang mereka tidak lagi menggunakannya. Artinya, jika pemerintah sebatas melarang tanpa memberikan solusi, kemungkinan mereka menggunakan bahan itu kembali terbuka.

Lalu, apa yang harus dilakukan untuk menghindari penggunaan bahan itu? Anjuran yang diutarakan dosen Jurusan Kimia ITS Dr Ida Soeid MS mungkin bisa dijadikan masukan.

Menurut dia, ada beberapa bahan alami yang bisa menggantikan fungsi formalin sebagai bahan pengawet. Apalagi, setiap orang juga bisa menggunakan ataupun membuat bahan tersebut dengan mudah. Tentu saja, bahan tersebut secara medis lebih terjamin dibandingkan formalin. "Sebab, bahan ini benar-benar alami, sehingga efek negatifnya sangat kecil," ujar wanita paro baya ini.

Lalu, bahan apa saja yang bisa dipakai untuk menggantikan formalin? Penggunaan kunyit pada tahu, misalnya. Selain dapat memberikan warna pada tahu, bahan tersebut menjadi antibiotik sehingga mampu mengawetkan tahu. "Jadi tidak cepat asam," katanya.

Jika produsen tetap ingin membuat tahu itu berwarna putih, lanjut dia, mereka bisa menggunakan bawang putih. Caranya, bawang putih dicampur dengan air dan direndam dalam waktu tertentu. Dengan cara ini, tahu juga bisa awet.

Wanita berkacamata itu juga melihat ada yang salah dalam pembuatan tahu selama ini. Yakni, kebanyakan produsen tidak memasak bahan bakunya (kedelai) terlebih dahulu. "Padahal, jika bahan-bahan itu dimasak, tentu hasilnya akan lain dan lebih awet," tambah Nurul.

Selain itu, dia menganjurkan penggunaan "air ki" yang banyak ditemukan di toko obat tradisional Tiongkok. Air tersebut berasal dari proses pengendapan air dan abu merang padi.

Menurut Nurul, air itu bisa digunakan untuk mengawetkan beberapa bahan makanan seperti ikan dan mi. "Untuk mi basah, sebaiknya dalam proses pembuatannya digunakan air ki. Dengan air ini, mi bisa awet," tambahnya.

Menurut dia, air aki yang murah harganya ini lebih alami dan terbukti bisa membuat awet. Apalagi, semua orang bisa membuat sendiri bahan tersebut. Caranya cukup mudah. Yaitu, tinggal membakar merang padi, kemudian ambil abunya. Setelah itu, dicampur air dan endapkan. "Tapi, sekarang mungkin agak susah. Sebab, padi yang dihasilkan petani tidak terlalu tinggi," tambahnya.

Apalagi, lanjut dia, saat ini kita kian sulit menemukan merang. Sebab, batang padi dan merang biasanya langsung dibakar petani setelah bulir padi dirontokkan.

Selain itu, ada satu lagi bahan yang bisa digunakan sebagai pengganti formalin. Yakni, asam sitrat. Bahan itu sangat cocok untuk mengawetkan ikan. Baik ikan basah maupun ikan kering.

Cara mendapatkannya pun tidak susah. Di berbagai toko kimia, bahan tersebut pasti tersedia. Bahkan, cara pembuatannya sangat mudah. Yakni, dari air kelapa yang dicampuri mikroba, jadilah asam sitrat. "Tapi, saya sarankan lebih baik membuat sendiri. Sebab, proses kimiawinya tidak terlalu banyak," tambahnya.

Dia mengaku sepakat jika penggunaan formalin pada bahan makanan dihentikan. Sebab, kehadiran formalin dalam tubuh akan mengacaukan susunan protein atau RNA sebagai pembentuk DNA dalam tubuh manusia. "Susunan yang DNA kacau akan memicu terjadinya sel-sel kanker dalam tubuh manusia," katanya. (aris imam m)

Berita Terkait