ITS News

Minggu, 29 September 2024
13 Februari 2006, 17:02

Seminar Media : Kebebasan Pers Bukan Berarti Bebas Menghina

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Seminar Media bertema Peranan Media dalam Membangun Moralitas Bangsa, merupakan rangkaian kegiatan Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus Daerah III Surabaya (FSLDKD 3). Kali ini kampus Ubaya yang dipilih sebagai lokasi kegiatan. FSLDKD 3 Sby merupakan gabungan kerjasama antara Lembaga Dakwah Kampus (LDK) se-Surabaya. ITS diwakili oleh Jamaah Masjid Manarul Ilmi (JMMI ITS). Kali ini FSLDKD 3 mengambil tujuan sebagai akselerator pertumbuhan dan perkembangan lembaga dakwah kampus menuju profesionalisme dakwah.

Salah satu materi berjudul Media yang Bertanggung Jawab dibawakan oleh Sirikit Syah, aktivis media watch. Awalnya, wanita yang akrab disapa Sirikit ini memaparkan tentang arti kebebasan pers. "Kebebasan pers adalah kebebasan konsumen media untuk mendapatkan informasi yang diperlukan, bukan kebebasan pers untuk memberikan apa yang dikehendakinya,” tandasnya. Dikatakan Sirikit, itu juga berarti kebebasan konsumen untuk mengkonsumsi atau tidak mengkonsumsi suguhan media.

Ada beberapa konsekuensi adanya kebebasan pers. Konsekuensi yang harus diterima adalah Transparansi (keterbukaan), arus informasi global, kontrol sosial dan lebih berkualitas dan bertangungjawab. “Selain itu, pers juga harus selektif dan berhati-hati. Dulu, pers dikawal oleh Deppen dan Bakortanasda. Tapi sekarang harus dilatih untuk melakukan sendiri,” imbuh wakil ketua Stikosa-AWS ini.

Bila pers maju dan berdaya, imbuh Sirikit, maka rakyat juga harus demikian. Diharapkan, rakyat paham rambu media seperti kode etik, delik pers dalam KUHP, UU Pers, dan lainnya. "Bila kebebasan pers bertabrakan dengan perlindungan privasi, dan pornografi bertabrakan dengan nili seni, maka saatnya norma masyarakat yang berbicara. Inilah pentingnya diterapkan norma ini,” paparnya lagi.(th@/asa)

Berita Terkait