ITS News

Minggu, 29 September 2024
26 Februari 2006, 19:02

BEM ITS Adakan Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Selama dua hari, sejak Sabtu (25/2), Departemen MedFo BEM ITS menggelar Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar di ruang seminar Rektorat lt.2 ITS. Workshop yang dihadiri sekitar 40 peserta ini dibagi dalam dua sesi. Hari pertama, peserta dibekali dengan pelatihan dasar jurnalistik. Sedangkan hari ke dua, mereka diberi materi fotografi. Beberapa pembicara yang kompeten di bidangnya pun diundang. Diantaranya, Ir Sukemi (humas ITS) dan Taufik Hariyadi (Koordinator liputan ITS Online) sebagai pembicara di hari pertama, kemudian Yuyung abdi Redaktur foto harian pagi Jawa Pos selaku pembicara di hari kedua.

Ir Sukemi mempresentasikan tentang teknik wawancara berdasarkan pengalamannya di lapangan. Pria yang akrab disapa Kemi ini menegaskan bahwa sangat jarang wartawan yang berasal dari bidang studinya. ”Selama ini saya melihat tidak ada wartawan yang ngetop dari bidang jurnalistik. Malah yang jadi justru dari bidang studi lain. Kuncinya hanya satu, dia mampu menguasai kemampuan ilmu komunikasi,” ungkap mantan wartawan Surabaya Post ini.

Wawancara, lanjut dosen komunikasi ini, menjadi bagian yang tak terpisahkan dari dunia jurnalistik. ”Walaupun sehari-hari, anda tak sadar selalu melakukan wawancara itu,” komentar Kemi. Tapi, harus dipahami bahwa wawancara tidak sama dengan diskusi sehingga pertanyaan yang diajukan harus lugas, tepat, singkat dan jelas. ”Jangan sampai pertanyaan justru lebih panjang daripada jawabannya,” papar alumni jurusan Kimia ITS ini.

Sementara itu, pembicara lain, Taufik Hariyadi mengatakan dalam membuat reportase harus memperhatikan diksi (pemilihan kata). ”Harus dilihat diksinya. Jangan sampai pembaca jadi bosan karena sering mengulang kata,” tandas alumni jurusan Teknik Mesin ITS ini. Menurut Taufik, bahasa jurnalistik amat berbeda dengan bahasa karya sastra, apalagi bahasa di bidang hukum. ”Dan ingat, dalam berita nggak boleh dikotori dengan opini reporter,” jelas pria yang mulai menapaki dunia jurnalistik sejak SMA ini.

Setelah setengah hari mendapatkan materi jurnalistik, maka siangnya peserta langsung diterjunkan ke lapangan. Mereka dibagi dalam sembilan kelompok yang diberi tugas hunting berita layaknya wartawan. Lokasi penugasan ditentukan dan dapat berupa tempat, kegiatan atau acara yang ada di ITS di hari itu. penugasan tersebut diantaranya mengenai Satuan Keamanan Kampus (SKK), JMMI, Pelatihan Karya Tulis Ilmiah untuk Maba di Rektorat, dan Pembangunan jurusan Teknik Lingkungan. Sekembalinya dari penugasan itu, wartawan dadakan ini pun segera menuliskan berita, untuk selanjutnya dikoreksi dan dikritisi oleh pembicara.(th@/asa)

Berita Terkait