ITS News

Minggu, 29 September 2024
26 Februari 2006, 11:02

Yoeyoeng Abdi : Nggak Gampang Untuk Memotret

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Dalam Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar yang digagas Departemen Media dan Informasi (MedFo) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ITS pada dua hari mulai Sabtu (25/2) kemarin, ternyata juga dihadiri Yoeyoeng Abdi. Redaktur foto Jawa Pos ini memberikan wawasan dan workshop tentang fotografi jurnalistik dasar kepada 40 peserta pada hari kedua (26/2).

Yoeyoeng mengatakan bahwa seorang fotografer tidak hanya harus pawai memotret, tapi juga harus bisa memahami teknisnya. ”Perlu paham teknis, kalau nggak, kendalanya foto bisa goyang semua,” kata jurnalis Jawa Pos ini. Menurutnya, kebanyakan fotografer yang baru masuk di kantor Jawa Pos lebih mengedepankan sisi artistik saja. ”Kebanyakan mereka mengedepankan artistiknya tapi nggak ada isinya,”. Ini artinya, imbuh pria yang tinggal di surabaya ini, kemampuan memotret ada, tapi belum ada kemampuan menerjemahkan hasil yang dipotret.

Dan bagi Yoeyoeng, dalam memotret tidak boleh dikuasai emosi, terlebih akibat faktor ketakutan. ”Banyak yang takut ketika memotret, makanya harus dibiasakan,” pesannya kepada peserta. Yoeyoeng pun menceritakan pengalamannya bertugas memotret untuk kasus Sampit. ”Sebisa-bisanya menahan emosi, kadang kita juga nggak bisa mengkontrol. Saat itu saya juga merasa tegang, padahal hanya mendengar suara saja. Di sana yang ada adalah ketakutan luar biasa, bahkan ada yang spontan melompat. Faktor ini juga mempengaruhi emosi kita,” cerita pria berkacamata ini panjang lebar.

Untuk itu, lanjut Yoeyoeng, solusinya adalah harus membiasakan diri untuk berada di daerah konflik. Bisa diawali dari lingkup kecil semisal meliput berbagai demonstrasi. ”Saya saja yang sudah terbiasa baru empat hari bisa menghilangkan trauma itu, makanya tidak gampang untuk memotret,”.

Setelah mendapat wawasan tentang ilmu fotografi dasar jurnalistik, seperti hari sebelumnya, para peserta pun kembali diajak untuk hunting objek. Mereka dibagi menjadi lima kelompok. Walaupun turun hujan yang cukup deras, tidak menyurutkan semangat peserta untuk mencari hasil foto yang bagus dan bermakna seperti instruksi Yoeyoeng. Dan pada sore hari, dilakukan pembahasan hasil hunting objek yang dipandu Rengganis, pemenang Poster PIMNAS 2005. (th@/ftr)

Berita Terkait