Selama satu hari, para peserta yang mewakili sekolah dan universitasnya masing-masing beradu keahlian dalam bidang lingkungan hidup. Tercatat ada 28 peserta LKTI dan 7 peserta LITL. "Ini adalah kegiatan bertaraf nasional pertama kali di himpunan jurusan kami, kami bersyukur walau baru diadakan pertama kali rupanya teman-teman menyambut antusias acara kami ini," ungkap Topo Sriyanto, ketua panitia kedua event besar ini.

Topo mengaku kalau belum memiliki grand design yang baik. "Jujur saja, kami belum memiliki grand design yang bagus untuk kegiatan bertaraf nasional seperti ini. Sehingga cukup banyak kesulitan yang harus kami hadapi selama persiapannya," ungkap mahasiswa angkatan 2003.

Namun walaupun mengaku banyak kesulitan dan belum memiliki grand design yang bagus, kegiatan ini sudah pantas diacungi jempol. Ini terbukti dengan banyaknya pihak yang mendukung acara ini, seperti PT Semen Gresik serta Walhi. Para pesertapun juga mendapat fasilitas yang memadai, seperti penginapan, makanan, serta transportasi, dan semuanya ditanggung oleh panitia.

Topo menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah wujud perhatian dari Jurusan Teknik Lingkungan dalam meningkatkan kepekaan generasi muda terhadap kondisi lingkungan. Topo mengaku sangat prihatin dengan kondisi lingkungan sekarang. "Sekarang banyak sekali limbah yang merusak lingkungan tanpa ada penanganan yang memadai dari pihak yang membuangnya. Semoga saja dengan kegiatan ini akan muncul ide-ide baru dalam pengolahan limbah," jelas mantan ketua panitia PIMITS 8 ini.

Dalam lomba ini, akan diambil 5 finalis untuk tiap lomba. Untuk LKTI peserta akan memperebutkan uang senilai 1,5 juta rupiah, sedangkan LITL memperebutkan uang sejumlah 3 juta rupiah. Pemenang dari lomba ini juga akan mendapat trophy dari Mentri Lingkungan Hidup. Pengumuman pemenang akan dilaksanakan Selasa (28/2) bersamaan dengan penutupan Environmental Engineering X-Hibition.(jie/asa)