Terkait 11 tim yang lolos itu, Pembantu Rektor III ITS, Dr Ir Achmad Jazidie Meng ingin segera mengumpulkan kesebelas tim beserta para pembimbingnya untuk menyusun strategi agar bisa lolos pada tahap berikutnya. "Kesebelas tim ini baru lolos pada tahap pembuatan proposal. Tapi kami berharap mereka bisa lolos hingga pelaksanaan kontes, karena itu ITS berinisatif mengumpulkan mereka," katanya.
Kesebelas tim robot itu masing-masing 5 robot untuk KRI terdiri atas Idjo Team-RX dan Super-Clamp dari ITS, 2 robot masing-masing Chaesar dan Deptha4 dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) ITS serta Tri-Fash dari Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) ITS. Sedang 6 robot untuk KCRI terdiri atas dua robot untuk kategori robot beroda masing-masing Al-Ashry (PENS) dan Nazha (PPNS), dua robot lainnya untuk kategori robot berkaki diwakili oleh Airo (PENS) dan iB-06 (PPNS), sedang dua robot lainnya terpilih untuk kategori robot expert masing-masing P1YU (ITS) dan Genier (PENS).
Seperti pelaksanaan sebelumnya, pelaksanaan kontes robot tahun ini dibagi dalam dua kegiatan kontes. Pertama Kontes Robot Indonesia (KRI), dimana pemenangnya akan mewakili Indonesia ke Malaysia dalam acara Kontes Robot Internasional yang akan digelar pada 10 September 2006. Tema KRI tahun ini adalah Membangun Menara Cita-cita Bangsa Setinggi-tingginya. Tema ini diselaraskan dengan tema yang telah ditentukan oleh ABU Robocon 2006-Malaysia, Building the World’s Tallest Twin Tower. "Sesuai tema itu, robot yang dibuat diarahkan untuk membangun menara tinggi," katanya.
Sedang Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) 2004, yang menurut rencana pemenangnya juga akan mewakili Indonesia di ajang kontes robot internasional di Amerika Serikat, tahun ini mengambil tema Trinity College Fire-Fighting Robot Contest 2006 yang diterjemahkan oleh tim KRCI 2006 sebagai robot cerdas pemadam api.
Dua penyelenggaraan itu akan digelar bersamaan, yang membedakan keduanya pada aturan main. KRI lebih bersifat game atau permainan yang aturannya mengadopsi dari Kontes Robot Internasional yang akan di gelar di Malaysia, sedang KRCI lebih menekankan pada tingkat kecerdasan robot yang diadopsi dari lomba robot di Amerika Serikat.
Dikatakan Jazidie, dalam sebuah kontes, termasuk kontes robot faktor yang menentukan bukan soal canggih-canggihan, tapi bagaimana tim bisa mengatur strategi didalam pertandingan yang dipadukan pula dengan aspek keindahan atau art. "Karena itu saya sarankan janganlah memulai dari nol, tapi mulai dari teknik yang sudah dikuasai kemudian diadopsi, dan mintalah petunjuk dari mereka-mereka yang memang menguasai," katanya.
Jazidie mengungkapkan, ITS berharap tahun ini bisa kembali menggondol juara kontes robot yang selama ini sudah menjadi icon ITS. "Atas dasar itulah maka lawan yang kita hadapi bukan sesama tim dari ITS, melainkan tim-tim dari luar ITS. Kalau pun sesama ITS bertemu dalam sebuah hasil undian, maka itulah fakta yang harus dihadapi. Tapi yang jelas bagi ITS punya beban lebih berat karena selama ini menjadi juara bertahan," katanya.(humas/asa)
Kampus ITS, ITS News – Dalam menarik para pengunjung, tidak lepas dengan faktor indahnya visual bangunan sendiri. Guna meningkatkan
Kampus ITS, ITS News — Capaian membanggakan kembali ditorehkan oleh wisudawan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Ia adalah Hendy Gilang
Kampus ITS, ITS News — Banyaknya persoalan sampah di Indonesia menimbulkan berbagai dilema masyarakat. Oleh karena itu, tim Kuliah
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus mendukung kemajuan teknologi dan pendidikan Indonesia. Kali ini,