ITS News

Minggu, 29 September 2024
27 Februari 2006, 17:02

Makky : Ada Lima Kunci Kekuatan Pemuda

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Ratusan civitas ITS, Minggu pagi (26/2) mengikuti Sunday Morning Spirit (SMS) di Masjid Manarul Ilmi ITS. Kajian tanpa dipungut biaya dan untuk umum ini rutin digelar oleh Jamaah Masjid Manarul Ilmi (JMMI) ITS tiap Minggu jam 6 pagi.

Namun, SMS kali ini agak berbeda. Jika biasanya hanya dihadiri puluhan peserta, tapi kemarin dipadati ratusan peserta. Rupanya, materi bertema Revolusi Akademik yang diangkat dalam kajian ini mampu menarik minat peserta. Apalagi pembicara yang mempresentasikan adalah Dr rer nat Makky Sandra Jaya. Pengajar jurusan Fisika ITS ini menjelaskan segala sesuatu yang berkaitan dengan pemuda Indonesia.

Menurut Makky, Indonesia telah mengalami tiga tahap perubahan sosial. "Semua perubahan ini dipicu oleh pemuda, utamanya mahasiswa,” tandas lulusan University of Karlsruhe, Jerman ini. Ketiga perubahan social ini diilhami oleh semangat yang berbeda yaitu semangat perlawanan pada tahun 1945. Kemudian dilanjutkan dengan semangat menghapus ketergantungan pada Jepang. Lalu, tahun 1998 adalah semangat perubahan. “Sejarah mencatat perubahan ini digagas oleh mahasiswa secara transformasi massal,” ungkap pria berkacamata ini.

Ini menunjukkan, lanjut Makky, bahwa peranan pemuda utamanya mahasiswa sangatlah penting. “Suatu pemikiran tidak akan mewujudkan peradaban yang tinggi jika nggak ditopang kunci kekuatan yang tidak akan muncul kecuali pada pemuda,” komentar pria kelahiran 3 Desember 1967 ini.

Ada lima kunci kekuatan yang bisa dimiliki oleh pemuda yaitu idealisme, intelektual, kritis serta kepekaan sosial, keberanian dan pengorbanan. Untuk itu, kata Makky, ada satu pertanyaan yang timbul ketika kita sudah mengetahui rahasia pemuda ini. “Sejauh mana aktivitas kita mampu mengorbitkan pemuda yang punya karakteristik seperti ini?” katanya.

Makky juga mengatakan berdasarkan pengalamannya, tidak akan pernah muncul jiwa pendobrak jika para pelajar dan mahasiswa Indonesia tidak memiliki lima karakteristik utama pemuda tadi. “Jangan malu kalau punya kecerdasan, kepekaan social dan pengorbanan tinggi karena merupakan kunci. Jika aktivitas kita nggak memunculkan sama sekali ciri khusus ini maka belum layak disebut pemuda,” papar pria yang pernah sepuluh tahun menetap di Jerman ini.(th@/asa)

Berita Terkait