ITS News

Minggu, 29 September 2024
07 Maret 2006, 10:03

Diperlukan Desain Berbudaya

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Selasa, (7/3) Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM), Sakri Widianto dan Kepala Departemen Perindustrian dan Perdagangan (Deperindag) Jawa Timur, Sucipto bersama rombongan dan para undangan dari berbagai instansi dan pendidikan desain bertemu di ITS. Selain berdiskusi tentang desain, mereka juga berdiskusi wacana enterpreneur di kalangan mahasiswa.

Tentang desain yang harus dikembangkan, Direktur Penelitian STISI Bandung, Kuswo Budiono mengusulkan, "Karya UKM harus mendekati kebudayaan. Suatu karya yang tidak muncul dari kebutuhan tidak akan laku." Dalam konteks ini, karya mahasiswa ITS menurut beliau baru mampu membina dirinya sendiri, karena dia berada di level teknologi tinggi, yang kebanyakan tidak terlalu dibutuhkan oleh rakyat, khususnya IKM.

"Jika orienatasi teknologi tinggi diubah jangan-jangan akan mirip seperti IKIP Bandung, yang merubah orientasi yang tidak lagi hanya menelurkan guru. orientasinya berubah, sehingga IKIP jadi UPI. Apakah ITS mau jadi UPI selanjutnya?" Paparnya

Untuk hubungan antara IKM dan Institusi Pendidikan, Priyo Utomo, Ketua Pusat Desain Nasional mencontohkan apa yang ada di negeri Jepang. Menurutnya pemerintah negri matahari cukup baik mengsinergikan antara mahasiswa dan pekerja seni kayu atau bubutan.

Dia menjelaskan, "Pemerintah Jepang memberikan fasilitas tempat berjualan, berwisata, dan asrama. Asarama ini untuk mahasiswa yang diberi kesempatan kurang lebih setahun hidup bersama mereka, para pekerja seni. Mahasiswa berperan membantu para seniman untuk menghasilkan produk baru."

Namun, menurut Nanang, bahwa peran mahasiswa disana perlu diperjelas. Misalnya jika dia dijadikan pengusahanya, baginya peran itu kurang pas. "Ketahanan mental enterpreneur seorang mahasiswa belum setetap praktisi" kata perwakilan Paramadina ini.

Priyo memberikan gagasannya, sambil menjelaskan bahwa betapa pentingnya peran mahasiswa dengan segala keunggulannya di indistri ini. Dia mengatakan, "bayangkan jika IKM yang kreatif tapi terbatas ditambah dengan keunggulan Mahasiswa Institut teknologi yang memiliki unggulan berfikir sistematis!"

Menanggapi pernyataan Priyo, Sakri berkomentar, "Tapi bagiamana mendrive khayalan tersebut menjadi kenyataan?", dari pertanyaan ini, muncul usulan untuk mengadakan pameran. Sakri menantang para audiens, "Untuk pameran ini sebenarnya sudah direncanakan bulan oktober tahun ini. Akan disediakan tempat bagi perguruan tinggi. tapi ingat, barang yang dipamerkan harus siap ekspor, baik dari kualitas maupun kuantitasnya!"

Usai diskusi, Acara ini yang dihadiri berbagai Institusi Pendidikan seperti, ITB, Petra, Paramadina, IKJ, STISI, dan lainnya dilanjutkan dengan studi lapangan ke Tanggullangin. Para peserta akan menyaksikan IKM khususnya di bidang produksi Barang Jadi berbahan dasar kulit.(mac)

Berita Terkait