ITS News

Minggu, 29 September 2024
15 Maret 2006, 17:03

Lebih Efisien dengan Gas dan Batu Bara

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Seminar Energi Nasional ini benar-benar menyedot perhatian civitas ITS, bukan saja karena tema yang diangkat menyangkut isu yang sedang ramai dibicarakan, tetapi juga karena pembicara yang dihadirkan sangat berkompeten di bidangnya.

Dalam seminar yang dibagi dua sesi ini, selain hadir Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi, Dr Ir Yogo Pratomo, juga hadir sederet nama antara lain Ir Harsusanto dan Ir Daryono dari Tenov Center for Technology and Industry Policies, Ir Achmad Daryoko ketua Serikat Pekerja PLN Pusat, Ir Syarifuddin Mahmudsyah MEng dari Pusat Energi LPPM ITS, Fabby Tumiwa dari LSM Working Group on Power Sector Restructuring, Indah Sukmaningsih selaku Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Pusat, Prof Dr Suroso Imam Djazuli (Pakar Ekonom Unair), Ir Erlangga Satriagung (Ketua KADIN Jawa Timur), serta pembicara dari mahasiswa yang diwakili Presiden BEM ITS Setyo Martono.

Diungkapkan Daryono, sejak awal wacana penggunaan energi alternatif telah menjadi topik kajian hangat Tenov. Dikatakannya, penggunaan batubara dan gas bumi sebagai sumber pembangkit listrik telah diabaikan selama ini, padahal cadangan batubara dan gas bumi jauh lebih melimpah daripada minyak bumi yang selama dijadikan bahan bakar utama pembangkit listrik. "Kita bisa bayangkan kalau PLN terus merugi dan jatuh, Indonesia bakal gelap. Untuk itu pemerintah harus mulai mengkaji penggunaan gas dan batu bara karena ini yang akan menjamin rakyat dapat menggunakan listrik," katanya.

Mengatasi hal itu pula, Daryono mengatakan, Tenov telah membuat empat kesimpulan. Antara lain PLN sebagai perusahaan persero harus tetap dijaga agar dapat menjalankan misinya. Lalu, rakyat dan dunia usaha juga harus dijaga agar tetap menjalankan usahanya dan membantu pemerintah menyediakan lapangan pekerjaan. Ketiga, pihak investor harus diberi peluang yang menguntungkan agar dapat membantu PLN.

Dan terakhir pemerintah harus memberikan perhatian khusus untuk pengadaan listrik dan memindahkan subsidi BBM ke subsidi listrik. "Pindahkan saja subsidi BBM ke subsidi listrik, toh listrik tidak bisa diselundupkan ke luar negeri. selain itu, pemberian subsidi bantuan langsung tunai juga lebih mudah, beri saja keluarga yang tidak punya listrik," katanya disambut tepuk tangan peserta.

Sementara itu, dalam kesempatannya Ketua Serikat Pekerja PLN Ir Achmad Daryoko menambahkan bahwa dengan penggunaan gas dan batu bara sebagai energi pembangkit listrik menghasilkan efisiensi lima kali lebih baik daripada menggunakan minyak bumi. "Sebagai perbandingan, jika kita menggunakan batubara dan gas bumi, pemerintah hanya perlu memberikan subsidi sebesar lima trilyun rupiah. Sebaliknya, jika menggunakan minyak bumi, pemerintah harus mengeluarkan subsidi lebih banyak yaitu sebesar 28,5 trilyun rupiah," tegasnya.

Banjir Pernyataan Menolak TDL Naik
Pada pertengahan seminar sesi pertama, keynote speaker Dr Ir Yogo Pratomo selaku Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi baru dapat hadir. Tak ayal, sesi pertama pun di hentikan sementara untuk mendengarkan paparannya. Itu karena Yogo hanya punya waktu sedikit dan harus segera kembali ke Jakarta.

Dikatakan Yogo dalam kesempatannya, kenaikan TDL merupakan dampak logis dari kenaikan tarif BBM. Karena selama ini energi yang digunakan sebagai pembangkit listrik adalah minyak bumi.

Kehadiran Yogo dalam seminar ini membuat seminar semakin hidup. Tampak peserta berebut mengajukan pertanyaan saat sesi diskusi digelar. Lazuardi Saryadi, perwakilan BEM Universitas Lambung Mangkurat, misalnya, dengan lantang menyatakan menolak kenaikan TDL. "Kenaikan TDL tidak relevan untuk keadaan rakyat saat ini. Pemerintah harus segera mengeksplorasi jenis-jenis energi alternative yang lebih potensial dan efisien," kata Lazuardi.

Hal senada juga diungkapkan oleh Harun Alrasyid, selaku perwakilan mahasiswa dari STT PLN. Bagi Harun, kenaikan TDL tidak relevan, apalagi selama ini kinerja PLN dirasa tidak efisien. “Walaupun dilema namun kami tetap menolak kenaikan TDL!” tegasnya disambut tepuk tangan peserta. BEM ITS selaku penyelenggara seminar nasional pun juga menyatakan menolak adanya kenaikan TDL.(ap/asa/ftr)

Berita Terkait