ITS News

Minggu, 29 September 2024
17 Maret 2006, 11:03

Tembok Pantai dan Mangrove untuk Cegah Erosi

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Seperti telah diketahui, bencana alam yang terjadi di Indonesia bisa dikatakan beruntun. Tsunami yang terjadi akhir tahun 2004 lalu bisa dikatakan permulaan, selanjutnya, tanah longsor dan banjir bandang datang silih berganti. Berbagai penelitian telah dilakukan oleh banyak pakar, Dr Subandono Diposaptono salah satunya.

Penulis buku tentang tsunami itu Kamis (16/3) kemarin diundang sebagai tamu utama Studium General ”Disaster and Pollution The Context of Marine Resources Engineering and Management” kerjasama antara Internasional Sandwich Master Degree Programme Marine and Coasal Resources Management Project dengan ITS. Bertempat di ruang sidang Rekorat lantai 2, Subandono memaparkan berbagai bencana yang terjadi di sekitar laut. ”Beberapa bentuk pantai juga bisa mempengaruhi banjir. Penyebabnya lumpur yang dibawa bisa menyumbat hilir sungai dan mengurangi kapasitas sungai, dan banjir pun tak terhindari,” terang dosen UGM tersebut.

Selain itu, Subandono memaparkan tentang pentingnya perlindungan pantai. Perlindungan bisa berupa tembok pantai atau dengan tanaman Mangrove. Penanaman Mangrove tidak asal ditanam, tapi juga perlu diatur seberapa luas lahan yang dibutuhkan. Demikian juga dengan tembok pantai, dibangun sepanjang bagian pantai yang diasumsikan sebagai satu sel. ”Perlindungan pantai sangat penting, karena Indonesia kehilangan lahan sekitar 4000 Ha per tahun akibat erosi. Dan saya lebih setuju dengan Mangrove,” terangnya. Subandono sedikit menceritakan tentang Gerakan Bersih Pantai dan Laut pada September 2003 lalu.

Sedang tentang pembangunan tembok pantai, staf Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) Indonesia itu berpesan supaya diperhitungkan kira-kira hingga 50 tahun yang akan datang. Subandono menyebutkan nilai peningkatan permukaan air laut atau yang disebut Sea Level Rise (SLR) di daerah Jakarta, Batam, dan Biak sekitar 6-8 mm per tahun. ”Mas-mas yang di kelautan, nanti jangan sampai salah kalau membangun pelabuhan. Delapan millimeter bisa mengurangi sekiar 2 m garis pantai,” imbuhnya sambil berpesan.

Tidak hanya itu, Subandono juga sedikit mengungkap tentang pengembangan yang dilakukan di Pantai Losari, Malang. Daerah itu akan dibersihkan dan ditata sebagai tempat wisata tingkat internasional. ”Diharapkan disana bisa digelar Festival Olahraga Bahari Internasional (FOBI),”  tambahnya. (ech/ftr)

Berita Terkait