Pak Seiman, begitu pria ini dipanggil, mulai menceritakan kehidupannya."Jadi pedagang itu sulit Mbak. Nyari uang sekarang nggak segampang dulu. Sejak tahun 2004, sudah sangat terasa perbedaannya,"ungkapnya. "Mbak kuliah ya?," tanyanya dengan sopan. Dan pertanyaan tersebut diiyakan oleh penulis."Saya punya kemauan keras untuk sekolah, Mbak. Tapi mau gimana lagi, orang tua saya angkat tangan,akhirnya SMA saja ga sampe selesai," ujarnya sambil menyalakan rokok di tangan.
Dialog demi dialog mengalir dengan santai. Sebelum pada akhirnya penulis mohon diri,tampak suatu pemandangan yang mungkin dianggap biasa saja oleh sebagian besar orang. Segerombolan pemuda-pemudi (3 cowok dan 2 cewek) memutuskan untuk membeli soto ayam. Karena melihat tidak ada tempat (menurut salah satu cewek), mereka ragu – ragu untuk makan soto ayam. Namun apa yang dilakukan pedagang ? Dengan serta merta, Bapak tersebut langsung mengangkat meja, meyediakan tempat untuk si cewek. Karena tempatnya terlalu gelap, si cewek "memerintah" si Bapak untuk mengembalikan posisi meja seperti semula. Dan langsung diiyakan oleh si Bapak (bahkan tanpa berat hati sekalipun).
"Ya itulah Mbak. Pedagang itu akan melakukan apa saja demi dagangannya laris,"ujar Pak Seiman dengan pelan.Dari kejadian tersebut tampak sekali perbedaan yang mencolok. Di satu sisi, pedagang kecil akan melakukan apa saja demi larisnya dagangannya supaya dapat memenuhi kebutuhan keluarga. Di sisi lain, orang yang berlebihan – dari segi materi- (mungkin) cuek dengan keuangan mereka. "Orang akan mengerti betapa sulitnya mencari uang jika pikiran sudah pecah, jika sudah terbentur dengan masalah!"tegasnya.
Bagi sebagian orang, pernyataan tersebut biasa saja. Namun mengingatkan kepada kita (khususnya bagi penulis) untuk menghargai setiap rupiah yang kita terima dan MENSYUKURINYA.
Dewi M.
Mahasiswa Jurusan Matematika
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang