ITS News

Senin, 30 September 2024
22 Maret 2006, 12:03

ITS Bidani Politeknik di Daerah

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Program ini merupakan sumbangsih ITS untuk meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) perguruan tinggi dari 15 persen menjadi 20 persen hingga tahun 2009 nanti . Selain itu, program Politeknik di daerah ini juga untuk mencegah arus urbanisasi serta memperluas kesempatan lulusan SMA dalam memperoleh pendidikan yang memadai di daerah.

Bagaimana bentuk Politeknik di daerah nanti, menurut Titon, dalam dua bulan ini masih terus digodok. "Di beberapa sekolah sudah siap infrastrukturnya. Jadi tinggal masuk," kata Titon. "Namun, ada juga yang masih berupa lahan dan ada juga yang numpang di tempat lain," sambungnya. Politeknik itu nanti memang akan bertempat di SMK-SMK yang selama ini mengikuti program community college.

SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) yang mengikuti program community college ini membekali siswanya dengan perkembangan teknologi baru. "Tiga bulan sebelum kami buka, guru-gurunya sudah kami beri latihan rutin," tutur Titon. Ini merupakan bentuk kerjasama antara ITS dengan SMK yang ditunjuk Diknas. Sebagai pembina, ITS memfokuskan pada teknologi informasi. Setelah lulus SMK-nya, siswa belajar satu tahun lagi untuk mengikuti program ini.

Sebenarnya community college ini merupakan cikal bakal pembukaan program politeknik. "Jika mengacu pada perkembangan global, maka program community college ini kurang relevan lagi. Sebab, program satu tahun kurang memadai sebagai bekal kerja. Sebagai profesional minimal ya D 3," ujarnya.

Namun, Titon tidak menjelaskan, apakah dengan dibukanya Politeknik di daerah nanti, community college bakal dihentikan. Program community college yang dimulai pada 2001 telah berhasil menjalin kerjasama dengan 17 SMK se-Jatim dan telah meluluskan tiga angkatan, 750 siswa. "Mereka diwisuda di sini (ITS, Red," kata Titon.

Untuk program Politeknik nanti, yang menjadi dasar adalah perda. Itu pun bergantung komitmen dan kesiapan masing-masing daerah. "Sebab, ini menyangkut subsidi. Pemerintah pusat mengucurkan dana Rp 500 juta tiap daerah," kata dosen berpenampilan anak muda itu.

Lebih lanjut Titon menjelaskan program politeknik ini murni dari pemerintah pusat yang bekerjasama dengan pemerintah daerah. "ITS hanya berperan sebagai pembina yang akan membidani," katanya. "Jadi tidak terkait sama sekali dengan pembukaan cabang Politeknik ITS di daerah. Kita tidak buka cabang. Kami akan beri peringatan jika mereka menggunakan nama ITS pada Politeknik di daerah nanti," jelasnya.

Kabar tentang bakal dibukanya Politeknik ITS di daerah memang sudah menjadi pembicaraan di kalangan perguruan tinggi swasta (PTS). Umumnya mereka khawatir jika hal itu benar terjadi, bakal mengurangi lulusan SMA yang masuk PTS. "Karena mereka sudah dicegat di daerah masing-masing," kata Humas Unitomo, Eddy Purnomo. (san)

Berita Terkait