ITS News

Minggu, 29 September 2024
01 April 2006, 11:04

Tips Stacking untuk Siasati Lensa Makro

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Seni fotografi telah lama berkembang, hingga saat ini banyak teknik diciptakan untuk mampu menghasilkan suatu karya seni yang indah dan menarik. Beberapa aliran dalam fotografi diantaranya foto model, landscape, jurnalis, still life, fine art dan makro. Memang sedikit berkorban dalam menekuni bidang satu ini, tak sedikit untuk merogoh kocek para fotografer agar bisa memiliki alat yang mampu menghasilkan gambar dengan kualitas tinggi, salah satunya dalam fotografi makro.

Untuk itu dalam workshop kali ini, Halim Semihardjo memberikan beberapa solusi bagi fotografer agar tak perlu membuang banyak uang untuk membeli lensa makro. Dengan kualitas yang tak kalah bagusnya, teknik khusus ala Halim mampu menandingi kualitas lensa makro yang harganya relatif mahal, berkisar satu juta hingga lima juta-an.

“Metode yang digunakan sangat sederhana, salah satunya dengan teknik stacking yang nantinya mampu berfungsi sebagai makro konverter. Cukup dengan menyambung lensa 50 mili meter dengan lensa tele seratus mili meter light weight akan menghasilkan perbesaran dua banding satu, metode ini mampu memberikan ruang tajam yang sangat tipis sekitar satu mili meter,” jelas Halim, salah satu fotografer makro.

Pembahasan ini menjadi sangat menarik di kalangan puluhan peserta workshop yang sebagian besar terdiri dari mahasiswa, khususnya para pecinta fotografi. Terbukti dengan respon dari para puluhan peserta yang hadir, banyak diantaranya yang bertanya dan ingin segera mencoba. Tentunya bagi para mahasiswa yang relatif kesulitan dalam masalah finansial.

“Wah cocok banget pake cara ini, biasanya kalo beli lensanya memang mahal tapi dengan metode ini bisa ngatasi, apalagi buat arek-arek mahasiswa yang lagi tipis kantongnya,” ungkap Hasan, salah satu peserta workshop.

Diakhir acara, pihak IPO, Eko Sumartopo, mengajak para peserta untuk bergabung dalam komunitas fotografi tersebut. Meskipun baru berusia dini yakni tiga tahun, komunitas fotografer ini telah mengadakan berbagai kegiatan, baik secara online maupun offline yang juga telah memiliki ratusan peserta, baik tingkat pemula sampai profesional.

“Di sini nantinya para peserta diajak untuk mengikuti berbagai kegiatan Kami, baik itu secara online lewat internet maupun offline seperti hunting bareng dan juga sharing berbagai masalah, khususnya fotografi,” jelas Eko, salah satu administrator.

Acara ini merupakan sebuah rangkaian kegiatan dari pameran fotografi yang juga diadakan di perpustakaan pusat ITS lantai 2 selama sembilan hari berturut.

Dialogue With Nature, Promosikan Perdamaian

Selain workshop fotografi, pada hari yang sama, Sabtu (01/04) pagi, juga dibuka pameran fotografi bertemakan landscape dengan judul “Dialogue With Nature”. Acara ini merupakan acara rutin SGI yang diselenggarakan di puluhan kota di Indonesia dalam satu tahun periode, Maret-Desember 2006.

Kali ini ITS menjadi tuan rumah untuk kota Surabaya, setelah Semarang dan Jogjakarta yang telah diadakan sebelumnya. Tak hanya untuk kalangan mahasiswa ITS sendiri, acara ini dibuka untuk umum selama sembilan hari berturut, 1-9 April 2006 mulai pukul 10.00-20.00 WIB bertempat di gedung Perpustakaan Pusat ITS lantai 1 dan 2.

Sekitar 136 karya foto terbaik dipamerkan dalam acara ini, antara lain 66 foto karya Daisaku Ikeda, presiden Soka Gakkai Internasional, 30 foto koleksi IPO, 20 foto karya KNPI, serta 20 foto karya mahasiswa dan dosen ITS yang tergabung dalam UKAFO ITS.

Judul tersebut diambil dari inspirasi dari karya fotografi Daisaku Ikeda yang diambil selama perjalanan keliling dunia dalam mempromosikan perdamaian di sekitar 50 negara. Pertama kalinya diadakan di Paris tahun 1988 secara berkala kegiatan ini juga diadakan dari kota ke kota di berbagai negara. Hingga saat ini telah mencapai 101 kota di 35 negara.(han/ftr)

Berita Terkait