ITS News

Minggu, 29 September 2024
03 April 2006, 13:04

Suka Duka Relawan Berantas Maksiat JMMI-Satmenwa

Oleh : Dadang ITS | | Source : -
Saat malam telah larut, itulah saat-saat dimana para sukarelawan JMMI dan Satmenwa beraksi. Sekitar pukul 20.00 sampai dengan pukul 23.00, secara bergiliran, pada hari-hari tertentu sukarelawan mahasiswa ini berkeliling kampus ITS untuk "membersihkan" kampus ITS dari pornoaksi. Mereka memasuki setiap lorong kampus, memeriksa kamar mandi, dan juga kadang-kadang mengintip aktifitas mahasiswa di laboratorium.

Yasrif Ananda, selaku koordinator relawan mengatakan bahwa selama berpatroli mereka belum menemukan tindakan yang memang benar – benar parah. Jumlah pasti pelau juga belum pasti, karena kebanyakan selama ini mereka masih mengingatkan saja. "Selama ini kami hanya menemui muda-mudi yang asik berduaan sampai larut malam di kampus ini, dan untuk kasus ini kami hanya memberi peringatan. Namun untuk kasus yang sudah mengarah ke tindak asusila, kami serahkan ke SKK. Kami juga memiliki foto – foto sebagai bukti tindak asusila tersebut," jelas Yasrif.

Yasrif mengaku memang ada beberapa pihak yang tak menyetujui aksi tersebut, karena dianggap bertindak terlalu subyektif. Namun Yasrif menepis anggapan tersebut. "Kami bermaksud baik, dan selama ini juga selalu bekerjasama dengan SKK. Segala kegiatan kami juga diketahui SKK, jadi saya rasa terlalu berlebihan jika kami bertindak terlau subyektif, dan lagi dalam bertindak kami juga masih memakai praduga tak bersalah kok," terang Yasrif.

Ia mengaku pernah beberapa kali bersitegang dengan beberapa "pelaku" yang tertangkap. "Kalau bersitegang itu sudah menjadi resiko kami, dan sudah terjadi beberapa kali. Namun sampai saat ini tidak sampai kontak fisik kok Mas," jelas Yasrif. Para pelaku  rata – rata tidak terima dengan pengambilan foto-foto saat sedang "bermesraan". Bahkan Yasrif mengaku kamera yang ia gunakan sempat menjadi rebutan antara pelaku dan dirinya."Wah deg-degan Mas saat itu, kalau sampai jatuh kamera ini, bisa rugi banyak saya nanti," ujar Yasrif.

Yasrif juga menjelaskan beberapa titik rawan yang digunakan pelaku utnuk berbuat asusila. "Kami sering menemukan sepasang muda-mudi di beberapa  tempat. Diantaranya di wilayah kampus MIPA, beberapa waktu yang lalu disana paling sering kami temui kasusnya, tapi akhir-akhir ini sudah berkurang.  Selain itu di depan gedung SAC, dan yang menjadi tempat paling aman bagi pelaku saat ini adalah M-WEB ITS, karena tempatnya tertutup banget Mas,"jelas Yasrif.  

Kebanyakan kasus yang ditemui tak hanya  mahasiswa ITS sebagai pelaku, namun beberapa kasus juga berasal dari pelaku luar. "Ada beberapa kasus yang pelakunya dari luar, mungkin dianggapnya ITS ini kampus yang nyaman buat pacaran, karena beberapa tempat di kampus ini belum mendapat penerangan yang baik. Selain itu akses memasuki kampus ini juga banyak," jelas Yasrif.

Namun dibalik tugas berat nan mulia ini, Yasrif mengaku banyak mendapat pelajaran. "Walaupun harus berjalan malam-malam keliling kampus, digigiti nyamuk, masuk ke kamar mandi malam-malam, namun suasananya menyenangkan. Apalagi saat-saat sudah ada target, seperti di film-film detektif itu Mas," ungkap Yasrif. Mahasiswa semester enam Teknik Informatika ini mengaku hampir di setiap aksinya selalu ada target. Namun tak semua target ia tangkap, karena belum sampai ke tindak pornoaksi.

Selain suasana yang menyenangkan, Yasrif mengaku banyak mendapat pengalaman dari lapangan."Kini saya semakin tahu kondisi para kampus ITS, dan saya belajar banyak dari orang-orang yang baru saya kenal. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak-bapak dari SKK yang telah banyak membimbing kami dalam patroli," pungkas Yasrif. (jie)

Berita Terkait